Cerita ini merupakan sebuah pengalaman dari seorang sis yang sudah sangat senior dalam
dunia persitusan. Ilmu situsnya sudah sangat tinggi sehingga sudah
menguasai jurus sakti yang diangkat juga dalam film layar lebar, yaitu
Crouching tiger hidden dragon. Atas ijin beliau ketika itu, aku
mengembangkan cerita ini menurut versi aku sendiri, walaupun dalam ilmu
persitusan aku baru menguasai ilmu Crouching kittens hidden worm. Begini
critanya.
Ketika malam taon baru kemaren aku kebetulan berada di Bali, sekalian
menyelesaikan kerjaan kantor, aku melewatkan pergantian taon disana
sekalian bersama teman2ku. Penuh sesak deh tempat dimana aku berada.
Gelak tawa, soraksorai dan peluk cium menandai momen pergantian taon,
aku ikutan larut dalam gegap gempita yang terjadi. Kebetulan ketika itu
aku berada dekat 4 orang abege yang ceria banget. Aku kebagian melukin
mereka satu
persatu, mereka juga gak perduli siapa aku, pokoknya begitu count down
menjelang jam 12 tengah malam selesai, siapapun yang berada deket kita
bole ja dipeluk sambil ngucapin slamet taon baru.
Setelah suasana riuh mereda, kami pun berkenalan. Mereka ber4, Sintia,
Ayu, Dina dan Inez, ngajakin aku pindah ke table mereka, ngobrol ngalor
ngidul ja sambil minum minum, Kuliat minuman mereka ada yang beralkohol
ada yang tidak, aku ndiri minum sedikit alkohol saja supaya bisa tetep
seger tanpa pengaruh alkohol. Makin malem, suasana makin memanas aja,
mereka udah pada joget2 diiringi lagu2 progressive, sementara aku cengar
cengir ja ngeliatin kelakuan 4 abege yang makin liar. Menjelang subuh
mereka beranjak mo pulang, saat itu aku mencoba untuk menahannya. “Masih
sore gini mo pada kemana, mending juga kita cari tempat yang lebih
private untuk berasik ria. Ada temen2 ku yang siap berasik ria kalo
kalian minat.” Mereka ber4 saling berpandangan. “Gimana, pada minat
gak”, tanya Sintia, sepertinya dia yang menjadi kepala geng mereka ber4
pada teman2nya.
“aku panggil temen2ku deh ya”, kataku tanpa menunggu jawaban mereka.
Temen2ku, termasuk aku tentunya, ok2 semuanya, ganteng2 dan atletis
Mereka langsung berakrab2 dengan teman2ku, kayanya temen2ku welcome
semuanya buat mereka. aku sendiri mah lebih tertarik sama Inez, abege
yang menurutku paling muda dan paling cantik diantara
mereka ber 4, walaupun badannya paling langsing. Dan Inezpun gak
kebratan kalo aku milih dia. Memang aku demen banget ma abege yang imut,
langsing walaupun tocil. Temen2ku segera menggandeng pilihannya masing2
dan menghilang melanjutkan acara masing2.
Aku mengajak Inez ke apartmen temenku.“Emangnya temen om gak ada di
apartmen”. “Belon pulang kali Nez”, jawabnya. Aku duduk di sofa, dia
duduk disebelahku. “Nez, kamu paling cantik deh diantara ber4, kamu yang
paling muda ya”. “Iya 0m”. “Kamu seringnya dugem ber 4 gitu, heboh
banget dugemnya, ampe minum alkohol segala". "Gak si om, ni kan malem
taon baru, boleh lah sekali2 gila gini. Kalo gak gila gini kan kita gak
ketemu", jawabnya manja. "iya juga si". "Om napa milih Inez". "aku suka
ja ma abege imut kaya kamu, sexy". "Masa si om Inez sexy, kurus gini,
tocil lagi, yang laen kan lebi toge". "Justru yang tocil imut gini yang
lebi merangsang buat aku". "Skarang dah terangsang ya om". "Dari tadi".
"Dah ngaceng dong", Inez dah terpengaruh alkohol sehingga bebas banget
ngomongnya.
"periksa ja ndiri kalo mo tau ngaceng enggaknya". Dia cuma senyum2 ja,
masi malu untuk bertidak agresif, biar dah terpengaruh alkohol juga.
“emangnya kamu blon punya pacar?" “Ada sih, cuma dia lagi keluar kota,
gak sempet pulang, paling baru lusa dia balik lagi”. “Ngapain, kok malem
taun baru ceweknya ditinggal2?. “Ada proyek yang mesti dia kerjain,
tanggal 2 dah mesti run, jadi terpaksa deh gak bisa malem taun baruan
sama Inez”. “Ya udah, ngabisin malem taun barunya sama aku aja ya”.
Tiba2 aku mencium bibirnya. Dia kaget juga karena serangan mendadak ku,
tapi langsung aja nya ciumanku disambutnya. lidahku menjelajahi
kedalaman mulutnya yang disambut dengan perlawanan lidahnya. Aku
langsung menyapu langit-langitnya, kami berpagutan, saling balas. Sambil
menciumnya, tanganku melingkari badannya dan kupeluk dia, sementara aku
meremas toketnya dari luar. Baju ketat yang dipakainya membuat toketnya
tercetak dengan jelas walaupun imut juga. kedua tanganku terus meremas
kedua toketnya dengan penuh nafsu tanpa melepas ciumanku.
Dia mendesah tertahan karena merasakan nikmat yang tak terkira. tubuhnya
dilanda fantasi nikmat yang membuat libido ku sendiri naik. Remasanku
yang kadang cepat dan melambat itu membuat nafsunya makin naik dan tak
terkendali. aku melepas ciumanku tapi tidak menghentikan remasanku. Kini
dia merapat ke aku sehingga tubuh kami sangat dekat, hal ini membuat
aku makin mudah meremas toketnya. aku sangat pintar dalam hal
mempermainkan
nafsunya, dia sangat menikmati remasanku sehingga membuatnyau mendesah
tak karuan. “Umhh…uhh..uhhh…enak..om…uhhhhh…teru ss.. u hh”. Desahannya
makin membakar nafsuku.
Aku menyeretnya ke kamar, aku melepas semua pakaianku hingga telanjang.
batangku sudah menegang pada ukuran maksimalnya. "Ih, batang om gede
banget". "Mangnya batang cowok kamu kecil ya Nez". "Dibanding om punya
ya kecil lah, ini mah extra large ya om. Pa muat nanti di vegi Inez".
"Ya liat ja nanti, pasti kamu klojotan kalo batangku dah kluar masuk di
vegy kamu". Aku menyuruhnya untuk menyepong batangku. Dia menggenggam
batangku yang udah keras sambil dikocok2 lembut, sementara bibir dan
lidahnya memainkan bola2 ku dengan lincah. Kecupan2 kecil di bola ku
sungguh bikin merinding, dan dia meneruskan dengan menjilat2 batangku
dengan gerakan pelan tapi sangat berasa, membasahi batangku dari bawah
sampe ke atas, bolak-balik sampe batangku bener2 keras.
mulutnya langsung menyambar dan mengemut kepala batangku. Isepannya
bener2 kuat dan liar, kemudian ritual itu diulanginya lagi. dijilatin
dari atas sampe bawah, bola2ku pun digigit2in lembut ampe aku terdiam
keenakan. Lama juga dia mainin batangku dengan gemas, akhirnya langsung
saja dikulumnya kepala batangku yang besar itu. Mula-mula disapunya
ujungnya dengan lidah sambil dikocok pelan dengan tangan kirinya.
“ahh..ahh…isep Nez," desahku nikmat. Dia masukkan kepala batangku
kedalam mulutnya lalu diisapnya sehingga aku merem-melek keenakan. Tak
seluruhnya batangku bisa masuk kedalam mulutnya. Dengan tangan kanannya,
dikocoknya batangku yang tak masuk kedalam mulutnya. Dia mengisap
kepala batangku itu lalu dikeluar-masukkannya batangku itu kedalam
mulutnya. ”ah..uh..uhh..enak Nez…kamu jago nyepong yah…” aku mendesah
keenakan menahan nikmatnya disepong. Aku merasa sudah akan orgasme,
batangku berkedut-kedut dalam mulutnya, lalu sebuah lenguhan panjang
keluar
dari mulutku, aku menahan kepalanya sehingga batangku masuk lebih dalam
lagi, bersamaan dengan itu maniku menyembur memenuhi mulutnya, langsung
ditelannya maniku dan dibersihkannya batangku dari sisa-sisa maniku
dengan lidahnya. Aku menarik batangku keluar dari mulutnya.
Tiba-tiba aku mendengar suara. ”wah..wah..kupikir siapa..Frans..kau gak
bilang-bilang sih…” Dia sangat kaget ternyata ada yang melihatku saat
dia mengulum batangku. “kenalin, ini Ari, temenku yang punya apartmen
ini. Ini Inez”. Dia berjabat tangan dengan Ari, mulutnya masih belepotan
maniku yang meleleh keluar dari mulutnya saking banyaknya aku ngecret
dimulutnya. “Ya udah terusin aja, aku gak ganggu deh”, kata Ari sembari
keluar kamar.
Aku langsung meremas toketnya lagi. Dia kaget sehingga dia mendesah
keras. “ahhhh..ahhhhhh…” Aku menariknya ke kasur dan dalam posisi duduk
berhadapan aku melumat bibirnya sambil meremas toketnya. Libidonya makin
tak terkendali dan dia membalas ciumanku. Tanganku menelusup kebalik
kaosnya dan meremas toketnya yang terbungkus bh warna putih. aku melepas
ciumanku dan melepas kaos ketatnya, tanganku lalu menggapai punggungnya
dan melepas kaitan bh nya, lalu kulempar bh 32 A itu, sehingga toketnya
yang imut yang putih mulus dengan pentil yang masi masuk kedalam yang
agak merah itu terlihat jelas.
Aku langsung membenamkan kepalaku di bukit kembarnya. “ohhh…ohhh..om…”
dia mendesah menahan nikmat. Aku bermain cukup lama di sepasang toketnya
sampe pentilnya yang tadinya masuk ke dalem jadi mencuat keluar,
kukenyot toket kanannya dan meremas toket kirinya sambil terkadang
mencubit pentilnya. “Ohhh…ohhh…ter..usss…om..ohhhh” dia mendesah lagi.
aku makin bernafsu untuk mengenyot toketnya, sedangkan tanganku tak
berhenti meremas toket nya yang tak lagi kukenyot.
Setelah puas menyusu toket kanannya, aku langsung mengenyot toket
kirinya, kenyotanku semakin liar dan remasanku pun makin tak karuan.
“uh..om….oh…oo..ohhhh….enak..omh..terus” desahnya karena kenyotanku yang
membuat dia merasakan nikmat yang tak terbayangkan. Sambil mengenyot,
aku memilin pentilnya yang tak kukenyot. Setelah 13
menit mengenyot toketnya, aku berhenti mengenyot lalu memilin kedua
pentilnya sehingga libidonya semakin naik dan makin meledak-ledak.
Puas bermain dengan toketnya, aku langsung melepas celana dan cdnya
sehingga aku dan dia telanjang. Aku memandangi tubuhnya dengan penuh
napsu, perutnya rata, pinggangnya kecil, bulu2 di selangkangannya juga
masih dikit. Aku langsung merebahkannya di kasur. Veginya sudah sangat
basah. Tanpa berlama2 lagi, aku langsung melahap veginya. Bibir tipis
coklat muda itu aku isep2 dengan kuat, lidahku menelusuri belahan bibir
veginya menuju
klitnya yang juga aku gelitik dengan ujung lidah disusul isepan2 kuat,
tubuhnya menjadi bergetar dan tersentak2 keenakan. Lalu kumasukkan
jariku disitu dan kugerakkan maju mundur, “oh…ohh..oh..ohh..umhhh…ahh..a
..aaaaahhhh. …” dia mendesah karena tak tahan setiap diperlakukan
seperti itu.
Setelah puas menyodok dengan jari, aku langsung mengarahkan batangku.
Kugosok-gosokkan batangku pada bibir veginya sehingga ia kelojotan
menahan nikmat. “ahh..ahh…ayo om..uhhh..” sambil mendesah dia memegang
batangku lalu mengarahkannya kedalam veginya. aku langsung menyentakkan
kepala batangku. Bibir coklat muda-nya itu terkuak oleh batangku
menampakkan vegi yang bersih berwarna pink kemerahan, sementara dia
berbaring telentang dengan mata terpejam sambil menghisap2 jemari
tangannya. Tapi ketika kepala batangku mulai menguak bibir veginya,
tiba2 dia meringis kesakitan. "gede banget si batang om", katanya.
pelan2 aku masukin batangku menembus celah sempit veginya. Aku atur
posisi kakinya supaya veginya lebih terbuka. masukinnya aja agak susah.
Seru aja
ngeliat kepala batangku berusaha menguak sepasang bibir coklat muda veginya.
"Sakit nggak, Nez?" "Udah nggak kok, om... Enak2 aja..." Aku mulai
menggoyang batangku keluar masuk dengan pelan, dia memejamkan mata
sambil mendesis2 dikit dan sekali2 menggigit bibirnya. Aku pelan2
goyangnya sambil sesekali ciumin bibir dan sepasang toketnya. Alamak
peretnya. Aku berhenti tiap dia meringis, dan dorong ke dalem sejengkal
demi sejengkal hingga batangku bisa masuk semuanya. Hangatnya veginya
langsung menyelimuti batangku dan jepitan dinding veginya memang serasa
menghimpit kuat. Dia mengulurkan tangannya ke aku, minta supaya badan
kuturunkan dan doi bisa aku. Dengan kedua tangan bertumpu di siku,
pelan2 banget aku enjotin batangku ampe dia mulai bisa menikmati
kehadiran batangku dalam veginya. aku ciumin telinga, leher dan sepasang
pentilnya ampe dia menggelinjang kegelian bercampur enak.
Aku menindih dia dengan bertumpu di siku dan batangku terus menghantam veginya dalam tempo tinggi, sedangkan
bibirku asyik berpagutan liar ama bibirnya sambil sekali2 turun isepin
sepasang pentilnya. Kakinya kini melingkari pinggulku. Aku yang sudah
penuh nafsu itu langsung menggenjot batangku keluar masuk, makin lama
makin cepat. Gesekkan batangku didalam veginya membuat dia merasa
nikmat. “ahh…ahh… ayo om..uhh..genjot..yang..cepet ..ahhhh”
Mendengar desahannya itu, aku langsung meningkatkan kecepatan sehingga
genjotanku sangat cepat. Terdengar bunyi berdecak setiap batangku
menusuk veginya. Banyaknya cairan pelumas dalam veginya membuat batangku
leluasa bergerak. “ohhhh…ohhhhhhh….oohhhhhhh….e. .enak..uhh hh” ampe
akhirnya dia peluk erat punggungku dan badannya bergetar tanda kalo dia
udah mendekati puncak. Dengan kondisi otot2 veginya yang makin
mencengkeram, aku percepat goyangan dan menghujani veginya dengan
tusukan2 kencang.
Seluruh badannya bergetar seirama genjotanku yang cepat. Tocilnya
bergerak seirama genjotanku. melihat itu aku makin bernafsu, langsung
kucaplok toket kirinya dan meremasnya dengan gemas, genjotanku juga
semakin cepat. “uhh..uh..uhh..uhh..uhhhh..enak..umhh..” genjotanku yang
begitu cepat itu membuat dia mendesah keenakan dengan suara erangan
manja. Tempo genjotan pun aku tingkatin ampe dia mendesis2 keenakan di
sela2 guncangan tubuhnya yang terkena hajaran batangku. Dia juga
memainkan posisi kakinya, kadang terbuka lebar, kadang tergantung sambil
menyilang, kadang ditaruh di pundakku hingga sensasinya buat aku juga
berbeda2.
Sampe suatu waktu, tangannya menggapai2 dan menarik kepalaku turun untuk
melumat bibirku sementara batangku terus menusuk2 veginya. Mendadak,
dia melepaskan pagutannya dari bibirku, kedua tangannya memegang pipiku,
dan dari mulutnya keluar erangan2 nikmat yang bertubi2, “Ohh...,
ohh..., ahhh..., sshhh..., ohhhhhhhh...” Langsung deh
aku pentokin batangku sedalem2nya dan dia pun menggelepar2 di bawah
badanku. Nafsunya sepertinya juga makin tak terkendali, sampai akhirnya
dia memelukku dengan erat dan veginya terasa mencengkeram kuat batangku,
"om, Inez nyampe om.... aaaahh..." genjotanku makin cepat sambil terus
meremas toket kirinya. Kurasakan batangku berkedut-kedut lalu
menyemprotkan maniku kedalam mekinya sambil melenguh panjang. “ohh…enak
om…” kataku.
dia mengatur nafasnya, aku meremas pelan toketkanannya, kemudian
berganti ke toket kirinya. Pentilnya yang mulai mengeras terus kukenyot,
pelan2 batangku mulai tegak lagi. "Ih, om gak da matinya, baru ja
ngecret di vegi Inez dh ngaceng lagi". "Kamu nikmat gak barusan".
"Banget om". "Mana nikmat dengan cowok kamu". "nikmat ma om lah, mana
batang om gede gitu lagi". "Masi mo ngerasai yang nikmat2 kan". "So
pasti". "Ok, kalo gitu mulai lagi yuk, aku juga blon puas ngerasain
kedutan vegi kamu. Vegi kamu peret abis deh, makanya berasa banget
kedutannya. Kamu diatas ya Nez".
Setelah batangku mengeras lagi aku rebah di kasur. Dia kemudian bangun
dan menaiki tubuhku yang kini telentang di ranjang, dia berjongkok di
atas batangku, dia langsung mengarahkan batangku ke veginya dan dalam
satu hentakan, kepala batangku menancap dalam veginya. kemudian diiringi
suara mendesis2 dari mulutnya, batangku yang tegak dan
keras itu makin dimasukin dalam veginya. “Ssshhh..., gede banget sih om
punya...,” desahnya sambil terus menggoyang2kan pinggulnya ampe batangku
masuk semuanya ke dalem.
Aku merasakan jepitan otot veginya yang cukup kuat, dan ketika dia mulai
bergoyang, batangku beneran serasa dibetot2. Kedua tangannya
menggenggam erat tanganku untuk menjaga keseimbangannya hingga
pinggulnya bisa bergerak maju-mundur dengan kecepatan tinggi. Aku sambut
setiap gerakan majunya dengan tusukan kuat dari bawah yang
membuat dia menjerit2 keenakan. Buat aku sendiri rasanya nikmat banget
deh tiap kali batangku menusuk ampe mentok dalam veginya, trus diputer
ama goyangan pinggulnya ampe kaya ditarik ama libasan angin puting
beliung. Sepertinya buat dia, mentoknya batangku berulang kali dalam
veginya itu juga memberikan nikmat luar biasa sehingga
goyangannya jadi makin kuat aja.
Trus tepat pada satu momen di mana batangku seakan menyodok lebih dalem
lagi, tiba2 dia terpaku dan tangannya mencengkeram kuat tanganku, lalu
ambruk di atas badanku sambil mengeluarkan erangan panjang...“Ah,
gila... Ssshhh... Enak banget om...” Tanpa menunggu perintah, dia
langsung menggoyangkan kembali pinggulnya dengan kecepatan tinggi ampe
batangku makin serasa dibetot2 oleh jepitan veginya. Tanganku mengelus
setiap lekuk
tubuhnya lalu kedua tanganku berhenti di toketnya. Aku mengelus kedua
toketnya sambil menyibakkan rambutnya yang menutupi toketnya. Rabaanku
membuat dia geli. Aku meraba-raba toketnya lalu memilin kedua pentilnya
sehingga membuatnya seperti tersengat listrik. Sambil sedikit medesah
dia terus menggoyangkan pinggulku, sedangkan aku masih senang
bermain-main dengan kedua pentilnya yang sudah mengeras itu, kucubit dan
kupilin-pilin pentilnya, “ahh..ahh..pentil mu ngemesin sih Nez…”
Permainannya pada pentilnya membuat nafsunya makin meledak,
digoyangkannya terus pinggulnya sedangkan aku kini meremasi kedua
toketnya. Aku terus ja menyambut goyangannya dengan tusukan2 kuat dari
bawah yang membuat dia beberapa kali terhenyak kembali karena nikmat dan
mengeluarkan erangan2 penuh nafsu. dengan tangan bertumpu di atas
dadaku, dia terus bergoyang. Goyangannya lebih pelan dari waktu awal2
tadi tapi lebih dihayati, veginya pun serasa makin erat aja menjepit
batangku.
Posisi pantatnya sedikit nungging ketika pinggulnya berputar, seolah
berusaha supaya batangku kena titik yang pas dalam veginya. Dan ketika
nafasnya mulai memburu disertai dengan erangan2 nikmat, aku bantu angkat
panggul ke atas hingga penetrasi maksimal. Reaksinya makin menggila,
tanganku dicengkeram erat sementara pinggulnya bergoyang dengan kencang
menikmati batangku yang udah mentok di dalem. Terus saja dia
menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, toketnya yang terus kuremas itu
membuat dia merasakan nikmat tak terbayangkan, pentilnya sudah keras dan
toketnya basah terkena keringat, tubuhnya sudah basah kuyup karena
keringat, sampe keringatnya menetes ke tubuhku. Dia memejamkan mata
sambil terus menggoyangkan pinggulnya, lalu
“Uhhhhhhhhhhhhh….” Dia mengerang panjang, tubuhnya menggelinjang dan
cairan kenikmatan membanjiri veginya, dia mendapatkan orgasmenya.
tubuhnya bergetar hebat selama beberapa detik dan terkulai lemas di
atasku. "Oooooh om, nikmat banget deh, Inez dah lemes om, om blon kluar
ya". Aku senyum ja mendengar lenguhannya. "Ganti posisi lagi ya Nez",
jawabku dan dia cuma mengangguk lemah.
Aku mengatur posisi tubuhnya jadi berbaring telungkup tapi pantatnya
nungging tinggi ke atas. Aku masukin batangku ke dalam hangatnya
veginya, berasa banget betapa dinding veginya menjepit batangku dengan
erat. Dimulai dengan tusukan2 pelan yang lalu temponya berubah kencang,
dia kembali mengeluarkan suara rintihan2 nikmat sambil tangannya
mencengkeram bantal. Aku pun menikmati gesekan2 dinding veginya pada
keseluruhan batangku. Aku dorong pantatnya ke bawah ke posisi doggie
sambil tidur, trus tingkatin kecepatan lagi. Dia udah ga nahan2 lagi
jeritan nikmatnya dan terasa dinding veginya makin mengejan rapat, yang
lalu aku hantam bertubi2 ampe akhirnya badannya bergetar2 karena dia
kembali mencapai orgasmenyai, trus dia menengokkan kepalanya ke belakang
supaya
bisa ciuman ama aku.
Aku merasa bentar lagi aku juga akan ngecret. Pindah ke gaya tusuk
samping, dia berbaring dan mengangkat kakinya buat ngasi jalan batangku
masuk dari belakang. Posisi aku berbaring miring kearahnya. Begitu
batangku masuk, dia merapatkan kakinya supaya makin ngejepit. Aku
merengkuh tubuhnya dalam pelukanku sambil menikmati kekenyalan sepasang
tocilnya dalam genggaman tanganku, lalu mulai membangun tempo enjotan.
Kalo waktu doggie tadi jepitannya udah berasa luar biasa, dalam posisi
ini ternyata bisa lebih ngejepit lagi. Konsentrasi, trus mulai dengan
enjotan2 dalam yang membuat dia kembali mengerang2 nikmat, dan aku
percepat enjotanku ampe getarannya membuat ranjang berderak2 kaya mau
rubuh. Suara erangannya membuat aku jadi makin bernafsu. "Nez, bareng
yuk keluarnya". Dia cuma mengangguk dengan mata yang masih terpejam,
jadi kupeluk tubuhnya makin erat dan pepetin panggulku ke pantatnya
dengan kuat, kupentok2in batangku sambil dijepit kuat ama dinding2
veginya. Akhirnya crot..crot.. menyemburlah maniku dengan hebatnya dalam
beberapa kali semburan yang dibarengi dengan
cengkeraman kuat tangannya di lenganku yang menandakan kalo dia juga
mencapai orgasmenya pada saat yang bersamaan. "Om jago amir deh
ngegenjotnya, Inez ampe trus2an klimax, om baru sekali ngecretnya, lemes
banget deh om". "Tapi nikmat kan.." "Bangetz". "Mo lagi gak". "Ya
maulah, nikmat gini masak gak mau, tapi istirohat dulu ya om, Inez lemes
banget".
Tiba-tiba kudengar pintu kamar terbuka, ternyata Ari tak tahan mendengar
desahanku barusan. "aku pengen juga dong Nez, bole ya". Inez cuman
ngangguk lemes, "tapi istirahat dulu ya om, abisnya om Frans jago banget
neggojek vegi Inez ampe Inez trus2an deh klimaxnya". "O iya deh, kamu
istirahat dulu, aku ambilin minum ya". Ari keluar kamar dan
kembali membawa 2 minuman kaleng, satu dia kasi ke Inez dan satunya
untukku. Inez dan aku segrea menanggak abis minuman yang dibawakan Ari.
"Bocor nih kalengnya", gurauku. Aripun keluar kamar kembali dan
membawakan lagi 2 minuman kaleng yang laen lagi. itu pun segera licin
tandas membasahi tenggorokan Inez dan aku. "Wah, kerja rodi ya ampe aus
gitu, mau lagi kah?" "Gak dah cukup kok, makasi, serah terima ya Ineznya
ke kamu". Aku langsung meninggalkan kamar dengan penuh kenimatan untuk
memberi kesempatan ke Ari untuk menggarap veginya Inez juga.
http://kecantikanartis.com/category/pembesar-penis
ReplyDelete