Perkenalkan namaku ratna, ini adalah kejadian nyata yang kualami
kira-kira pertengahan tahun 2005 yang lalu. Papaku adalah seorang
pensiunan, sementara ibuku seorang wanita karier. Kejadian ini kualami
saat aku sedang istirahat sepulang sekolah. Dan berlanjut terus hingga
sekarang. hingga aku mempunyai seorang putri buah cintaku dengan papaku.
Sementara mamaku tahunya aku dihamili oleh mantan pacarku.
Peristiwa yang kualami sejak 7 tahun yang lalu dan
sampai kini masih terus terulang, entah sampai kapan aku bisa
menghentikan semua ini.
Cerita ini bermula ketika aku masih duduk dibangku kelas
2 SMA, saat itu pulang sekolah aku dapati rumah dalam keadaan sepi, aku
nggak tahu mama yang biasanya dirumah siang itu tidak kujumpai dan
papaku memang jam segitu biasanya masih sibuk dikantor, beliau adalah
seorang guru di sebuah sekolah swasta d kota MLG. Siang itu udara sangat
panas, aku bergegas masuk kerumahku, aku memang setiap hari membawa
kunci pintu rumah sendiri sehingga aku nggak perlu bingung seandainya
aku pulang kerumah dan dirumah tidak ada orang. Aku masuk ke rumah dan
langsung menuju ruang makan, aku melihat hidangan makan siang sudah
disediakan oleh mama, tanpa pikir panjang, aku langsung makan dengan
lahapnya, maklum aku sangat kelaparan siang itu ditambah lagi perjalan
pulang kerumah dari sekolahku lumayan jauh. Selesai makan aku menuju ke
kamar mandi, sekedar mencuci muka, tangan dan kakiku kemudian aku menuju
ke kamarku untuk mengganti baju seragamku.
Entah kenapa siang itu tidak seperti biasanya badanku
terasa lelah sekali, aku rebahkan tubuhku ditempat tidur dan mencoba
untuk tidur namun aku tidak juga bisa memejamkan mataku, aku malah
teringat pada pacarku, aku ingat beberapa hari yang lalu aku dipaksa
melakukan hubungan intim oleh pacarku yang satu sekolah denganku, semula
aku menolak tapi karena aku diancam akan diputuskan dan karena aku
sangat mencintai pacarku akhirnya kamipun melakukan hubungan yang
dilarang oleh agama itu. Dan siang ini tiba-tiba aku kangen sekali
dengan pacarku, ingin sekali rasanya aku melakukan hubungan intim itu
lagi. Aku mulai berkhayal dan gairahkupun mulai muncul. Kumasukkan
tanganku kedalam celana dalamku dan mulai kumainkan jari-jariku di
itilku, oh… rasanya nikmat sekali, tanganku yang satupun mulai meremas
payu daraku. Siang itu aku melakukan masturbasi dikamarku karena aku
tidak mampu membendung hasratku yang menggebu-gebu karena ingin
bercinta. Aksiku tidak cukup sampai disitu, udara yang panas menuntunku
untuk melepas seluruh pakaianku. Kubuka bajuku, celanaku, celana dalam,
juga BHku. Rasanya lebih nyaman masturbasi dengan telanjang bulat. Aku
terus menggelitik itilku dan sesekali memasukkan jariku kedalam memekku
dan terus kurema-remas payudaraku sampai akhirnya aku klimaks. Tanpa
terasa akhirnya aku tertidur setelah aku berhasil memuaskan diriku
sendiri.
Udara dingin kurasakan menyentuh kulitku,aku berusaha
membuka mataku ,rupanya aku tertidur cukup lama, dan udara sore yang
dingin telah membangunkan aku. Kubuka mataku perlahan pelan-pelan dan
aku terkejut karena didepanku, disamping tempat tidurku kulihat seorang
laki-laki berdiri dalam keadaan telanjang bulat sepertiku dan sedang
menggenggam kontolnya dan mengocoknya. Hampir aku tidak percaya bahwa
orang yang sedang melakukan onani itu adalah papaku sendiri sambil
mengamati tubuhku yang telentang dalam keadaan telanjang. Aku dan papa
sama-sama terkejut, segera kuraih bantal untuk menutupi tubuhku ini.
Papa mendekatiku dan duduk disisi tempat tidurku sambil tangannya yang
satu masih tetap memegangi kontolnya dan tangan kirinya mencoba mengelus
rambutku.
“Kenapa kamu tidur telanjang sayang?” Tanya papaku sambil membelai
rambutku. Aku diam saja. Kubiarkan tangan papaku membelai rambutku.
Seperti tersihir, sore itu aku diam saja dan tidak berusaha memberontak
ketika papa berusaha membaringkan aku lagi, papa mengambil bantal yang
kupakai untuk menutupi sebagian tubuhku, akupun tidak berusaha
mempertahankan bantal itu. Kini aku benar-benar telanjang dan
ditelanjangi oleh mata papaku. Papa berusaha berbaring dengan posisi
menghadap kepadaku, dibelainya wajahku dan papa mengecup keningku.
Melihat aku hanya diam papakupun makin berani beraksi, aku agak terkejut
ketika tiba-tiba papa melumat bibirku, kali ini aku sedikit berontak
namun tidak lama setelah itu akupun luluh dan mulai menikmati ciuman
bibir bersama papaku. Tangan papa mulai bergerilya, disentuhnya dadaku
dan diremas-remas.”Oh…” nikmat sekali rasanya. Jari papa juga memelintir
puting susuku yang masih kecil, aku tak kuasa untuk menolak perlakuan
papaku itu. Mungkin karena aku tidak bereaksi dan bahkan terkesan
menikmati makanya papa berani menindih tubuhku, kurasakan sesuatu yang
nikmat ketika kulit kami saling bersentuhan, papa terus melumat bibirku,
memagut leherku dan kecupan bibirnya semakin kebawah hingga akhirnya
sampai di buah dadaku yang sudah mengencang karena Menahan birahi, kedua
tangan papa meremas-remas payudaraku dan sedangkan lidah dan mulutnya
berusah menjilati dan mengulum pentilku yang ranum. Aku hanya bisa
mendesah dan menggelinjang, rasanya nikmat sekali. Puas mempermaikan
susuku papa mendekatkan mulutnya ke selangkanganku, dilebarkannya kakiku
dan “Oh…zzzz.. ah…” papa menjilati memekku, lidah papa menjilat dari
bagian memekku yang paling bawah sampai yang paling atas dan sesekali
berhenti di itilku, digelitikknya itilku dengan gerakan lidahnya yang
lincah. Aku benar-benar tak mampu berontak, aku benar-benar menikmati
permainan papaku. Sesaat setelah itu papa mendekatkan kontolnya ke
wajahku, tangan papa membimbing tanganku agar aku mau memegangnya dan
mengulumnya. Aku lakukan saja, kontol papaku cukup besar dan panjang,
lebih besar 2 kali lipat disbanding kontol pacarku yang masih SMA. Masih
dalam posisi telentang kukocok dan kukulum kontol papa yang hampir
tidak muat dimulutku, sesekali lidahku menyusuri kontol papa dan
kudengar papa mendesah keenakan. Puas dengan aksiku papa mendekatkan
kontolnya ke memekku, Kakiku yang dalam posisi mengangkang memudahkan
papa untuk mendekatkan kontolnya di memekku, awalnya papa hanya
menggesek-gesekkan kontolnya di itilku yang sudah basah.
“Masukin pa.. “ pintaku lirih.
“Iya sayang, sebentar ya..”
“Ayo pa..ratna udah nggak tahan nih pa..oh…”
Papa mulai mengarahkan kontolnya ke lubang memekku, ditekannya
pelan-pelan, ditarik lagi, diulang-ulang karena memang memekku masih
sempit. Papa agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya dan aku juga
merasa perih di memekku tapi aku tahan karena kalah oleh birahiku yang
menggebu. Berulang-ulang dan akhirnya,”bles..” kontol papa berhasil
masuk ke memekku seluruhnya, rasanya sungguh luar biasa dan tidak bisa
kugambarkan. Sesaat papa membiarkan kontolnya ditelan oleh memekku
kemudian dengan hati-hati papa mulai melakukan gerakan maju mundur.
“Enak nggak sayang?” Tanya papaku.
“Enak sekali pa..oh….terus pa…”
Entah berapa kali kontol papa mengocok memekku sampai akhirnya akupun berhasil mencapai klimaks.
“Papa… oh.. lebih cepat pa.. “pintaku.
Uuuugh..hah… ayo pa.. oh.. oh… Aku berhasil klimaks, urat-urat ditubuhku
yang sempat menegang akhirnya mulai mengendur. Melihat aku lunglai tak
berdaya papa menghentikan gerakan maju mundurnya dan menarik kontolnya
keluar.
“Oh sayang,..tolong dikocok sayang…” pinta papaku. Segera kuraih kontol
papa yang masih kaku, kugenggam dan kukocok-kocok sampai akhirnya papa
mendesah tertahan bersamaan dengan itu cairan putih dan kental menyembur
dan mengenai dadaku. Banyak sekali cairan itu dan rupannya papa sangat
puas dengan apa yang kulakukan.
Setelah itu papa merebahkan diri disampingku, tubuhku
dipeluknya erat sampai akhirnya kami tertidur bersamaan karena
kelelahan. Malam kami baru bangun dan aku baru sadar bahwa seharian aku
tidak melihat mama.
“Mama kemana sih pa?” tanyaku ke papa.
“Mama baru kerumah nenek di kampung”.
Malam itu kuhabiskan waktu bersama papa sampai pagi,
berkali-kali aku dan papa ngentot dengan berbagai gaya, dalam hati aku
kagum dengan papaku yang sangat perkasa sampai akhirnya di pagi harinya
aku bolos sekolah karena kecapekkan bercinta dengan papaku sendiri.
Setelah peristiwa itu aku dan papa sering ngentot,
bahkan sampai sekarang namun saat ini aku kuliah diluar kota jadinya
kami tidak bisa sesering dulu melakukannya. Entah sampai kapan semua ini
bisa berakhir, kadang aku tersiksa oleh perasaan bersalah dan dosa tapi
aku sulit sekali untuk menghentikannya apalagi kalau ada papa
didekatku. Habisnya enak banget sich xi xi xi. Apalagi kini aku telah
mempunyai seorang putri buah cintaku dengan papaku, yang cantik, dan
sehat. Mungkin kelak aku akan berhenti bila ada laki-laki yang mampu
menerima keadaanku ini apa adanya, serta mencintaiku juga putriku dengan
setulus hati
No comments:
Post a Comment