Tamara Blezynski dan suaminya, turun dari mobil di depan rumah mereka.
Mereka baru saja berkunjung ke kerabat mereka di Bandung, dan pada pukul
11 malam ini baru bisa sampai di rumah. Pada saat mereka berdua turun
dari mobil, tiba-tiba ada Panther hitam yang mendekati sambil menyalakan
lampu mobil yang sangat terang. Karena silau dan kaget, Tamara tidak
langsung sadar bahwa mobil tersebut telah ada di sampingnya. Segera saja
pintu Panther itu terbuka dan tiga pasang tangan keluar dari dalam
mobil. Yang pertama memegang tangan kiri, yang kedua menarik tangan
kanannya, dan yang ketiga meraih pinggangnya dan menarik tubuhnya masuk
ke Panther. Setelah Tamara masuk ke dalam. Panther tersebut langsung
tancap gas.
Di dalam mobil, Tamara melihat ada lima orang yang bertampang beringas
yang pertama dipanggil Boss oleh yang lain, ada juga yang Botak, yang
satu lagi bermuka Bopeng dan di sampingnya ada salah satu matanya
ditutup kain hitam ala bajak laut. Sedangkan di depan ada lagi yang
berambut Jabrik.
"Lepaskan! Apa-apaan ini?! Tolong!" teriak Tamara sambil meronta-ronta,
sementara ada tangan-tangan penculiknya menggerayangi tubuhnya. Ada yang
meremas pinggulnya, mengelus pahanya, dan yang membuat Tamara menjerit
kesakitan adalah Boss dan Botak yang meremas payudaranya keras-keras.
"Aaaah, jangan! Jangan! Lepaskan saya! Tolong!" erang Tamara sambil berontak tanpa hasil.
Para penculik tersebut membuat Tamara seperti boneka selama perjalanan
ke markas penculik tersebut. Akhirnya Panther tersebut berhenti dan
dengan dipegangi oleh 4 orang masing-masing di tangan dan kaki, Tamara
yang sudah kelelahan meronta selama perjalanan digotong masuk ke sebuah
ruangan. Dalam ruangan itu hanya ada satu ranjang dan lemari besi.
"Ikat dia!" Boss menyuruh 4 anak buahnya mengikat tangan dan kaki Tamara
ke sudut-sudut ranjang, sehingga tubuh Tamara membentuk huruf X, kaki
dan tangannya membuka lebar.
"Gimana sekarang Boss?" tanya Jabrik sambil menjilati bibirnya. Dia
sudah sangat terangsang, batang kemaluannya sudah menegang dari tadi.
"Kita giliran! Pertama gue, trus selanjutnya loe gantian!" putus sang Boss, "Sekarang loe semua telanjangin aja dulu dia."
"Jangan! Jangan! Lepaskan!" Tamara mulai meronta-ronta lagi ketika
Botak, Mata Satu, dan yang lainnya mendekatinya dan langsung
merobek-robek bajunya sampai dia telanjang bulat. Tamara menangis
sekeras-kerasnya sambil terus berusaha melepaskan diri.
"Wow, bodinya oke banget" seru Botak, "Gila, bunder ama sih loe. Gue
taruhan pasti enak banget ngisep puting susu loe!" Setelah itu mereka
semua langsung melepas pakaiannya masing-masing. Tamara menggigil
ketakutan melihat ukuran kejantanan mereka yang luar biasa besarnya.
Sementara anak buahnya menggerayangi tubuh Tamara dari pinggir ranjang,
sang Boss langsung naik ke atas ranjang dan mengambil posisi di atas
Tamara.
"Gimana? Loe udah siap kan Sayang? Tenang aja loe bakal ngerasain yang
belon pernah loe rasain lewat suami loe!" kata si Boss sambil mengocok
batang kemaluannya agar benar-benar tegang.
"Jangan! Lepaskan saya! Saya janji tidak lapor polisi!" mohon Tamara sambil menangis.
"Hush! Kita di sini mau senang-senang Sayang! Masa loe mau pergi dulu!"
kata si Boss sambil mulai mengarahkan batang kejantanannya ke liang
senggama Tamara.
"Jangan.. jangan.. saaakkkit, jaangaaakkkhh" Tamara berteriak-teriak ketika si Boss mulai mendorong masuk batang kejantanannya.
"Buset! Sempit amat memek loe.. Loe seminggu maen berapa kali sih ama
suami loe?!" dengus si Boss sambil terus mendorong batang kejantanannya
yang baru bisa masuk sampai kepala, sementara Tamara menjerit
sejadi-jadinya, karena selain masih sempit, liang kewanitaannya juga
kering sekali sehingga setiap si Boss mendorong batang kejantanannya
sakitnya bukan main.
"Jangan! Ampun! Sakit sekali! Saya nggak kuat! Ampuungghhh" Tamara
kembali mendengus kesakitan ketika si Boss mulai mendorong-dorong batang
kejantanannya lagi.
"Dorong sekalian aja Boss!" saran Bopeng sesaat waktu dia berhenti mengisap-isap puting susu Tamara.
"Oke Sayang! Loe siap ya! Gue mau dorong loe sekali lagi", si Boss
bersiap sambil mengusap keringat di dadanya, Tamara merintih-rintih
ketika sodokan si Boss berhenti sejenak. "Sakit sekkhhh.. Aaarrgghhh..
aaakkhhh..." si Boss mendorong keras-keras batang kejantanannya sambil
memegangi pinggul Tamara. Hasilnya seluruh batang kejantanannya bisa
masuk sambil diiringi jeritan Tamara yang melengking tinggi. Setelah itu
mulailah si Boss bergerak maju mundur perlahan, setiap tarikan dan
dorongan semuanya diiringi oleh erangan Tamara.
Akhirnya setelah 15 menit maju mundur, si Boss mulai bergerak makin
cepat. Tamara yang sudah kelelahan mengerang dan lemas, mulai merasakan
sakit yang menggigit liang kewanitaannya, sementara si Boss makin cepat
maju mundur sampai seluruh ranjang berguncang-guncang.
"Sakittt! Aaah, ampuuun! Ampuun..." Tamara tak berdaya, tubuhnya juga
terbanting-banting di ranjang seirama dengan gerakan si Boss. Tubuh
Tamara juga sekarang berkilau karena air liur yang dari lidah-lidah
penculiknya yang menjilati tubuhnya dari paha sampai wajahnya. Sekarang
si Mata Satu sedang mengigiti puting susunya sementara si Bopeng
menjilati wajahnya. Si Jabrik meremas-remas susunya dan si Botak meraba
sisa tubuh Tamara yang lain.
"Eeeggh, gue mau keluar Sayang, eegh.. eegh.. eegh.." dengus si Boss
"Yaa.. ya.. gue keluarin Sayang, akk.. eaaah.. eaaahh.." tubuh si Boss
mengejang sesaat sambil mendorong batang kejantanannya masuk ke liang
kemaluan Tamara. Dari batang kejantanannya keluar sperma yang saking
banyaknya sampai menetes keluar.
"Aaaah! Gue puas bener nih! Gimana dengan loe Sayang?" perlahan si Boss menarik keluar batang kejantanannya yang lemas.
"Ampun, sakit sekali! Saya mohon, ampun.." erang Tamara lirih karena
kesakitan dan kecapaian diperkosa si Boss selama 20 menit lebih.
"Oke sekarang giliran loe semua, jangan rebutan, dia udah jadi milik
kita sekarang! Gue mau duduk dulu biar ****** gue bisa istirahat!" si
Boss berkata sambil bersila di lantai, "Lo semua tunjukin gue kalo loe
jantan oke?!"
"Beres Boss", seru mereka serempak.
"Sekarang gue duluan!" si Jabrik naik ke atas ranjang.
"Halo Tamara sayang! Kita mulai aja ya! Gue jamin punya gue lebih besar
dari Boss!" Tamara kembali membelalakkan mata sambil berteriak.
Tak lama kemudian ****** besar milik si Jabrik sudah menyodok liang
kewanitaan Tamara yang sudah tidak karuan bentuknya dan sodokan ganas
ini membuat Tamara meneteskan air matanya. Berjam-jam lamanya Tamara
mesti menerima siksaan dari laki-laki yang sudah lapar akan seks dan
tubuh Tamara yang sangat seksi dan menggairahkan itu. Setelah mereka
semua puas menyemprotkan cairan kenikmatan mereka ke dalam liang
kemaluanTamara. Mereka menampar Tamara sehingga tamara menjadi pingsan
dan ketika dia sadar, dia sudah berada di sebuah hutan yang dia sendiri
tidak pernah mengenalnya sebelumnya.
Tak lama kemudian, Tamara melihat sebuah cahaya lampu senter di kejauhan
dan dia berpikir bahwa sebentar lagi dia bisa melaporkan kejadian yang
baru saja dia alami ke polisi. Tetapi sayang sekali karena dugaan dia
salah sama sekali. Cahaya cahaya lampu itu berasal dari pemuda-pemuda
desa dan ketika mereka melihat tubuh Tamara yang seksi dan panas itu,
mereka tidak menolong Tamara tetapi mereka malah memperkosa Tamara.
Sungguh pedih hati Tamara menerima kenyataan bahwa dia harus melayani 20
pemuda pemuda sekaligus. Ada beberapa pemuda yang menjilati payudaranya
yang gempal, ada yang memasukkan kejantanannya ke dalam liang
kewanitaan Tamara yang penuh dengan sperma yang sudah tidak tahu lagi
milik siapa sperma itu dan ada pula yang menancapkan batangannya ke
dalam anus Tamara dan mulut Tamara yang indah sekarang mesti melayani
batang kemaluan dari 3 pemuda dan dia mesti menjilatinya satu persatu
sehingga tak lama kemudian wajah cantik Tamara sudah dihiasi oleh sperma
pemuda-pemuda itu. Setelah mereka semua puas memuaskan nafsu bejat
mereka, mereka meninggalkan Tamara seorang diri di hutan yang gelap itu.
TAMAT
No comments:
Post a Comment