cerita ini berawal pada waktu aku berumur 26 tahun. Sebut saja namaku
joni, waktu itu aku memiliki pacar atau tepatnya tunangan bernama Rahel.
Betapa beruntungnya aku memiliki Rahel putri dari keluarga Solo
berdarah biru bertinggi badan 170 dan berat 60, kata orang tinggi
semampai, waktu itu umurnya 23 tahun
Cerita ini bukan menceritakan hubunganku dengan Rahel, tetapi dengan
mama Ina, yang tak lain adalah mamanya Rahel. Pertemuanku dengan mama
ina tentu saja pada saat hari pertama aku jadian dengan Rahel pada saat
dia baru lulus SMA dan pada saat aku baru memulai karir di salah satu
kementerian(d.h departemen). Hari pertama jadian yang kuingat adalah
malam tahun baru aku berkenalan dengan mama ina. “saya Joni tante, teman
sekaligus pacar Rahel” ucapku sebagai kalimat perkenalan sambil
menunduk. “oh iya Joni, masuk yuk kerumah, saya mamanya Rahel” . pertama
kali kulihat mama Ina ia adalah seorang ibu rumah tangga yang merawat
diri bukan dengan aerobic dan sejenisnya, tetapi dengan jamu-jamuan
buatan rumah. Maklum mama ina masih bergelar RR jadi kebiasaan ortunya
melekat erat pada diri mama Ina.
Hari-hariku bersama Rahel sama seperti ABG pada umumnya pacaran. Nonton,
makan, ciuman,tapi tidak sampai menjurus ke hal aneh. Sampai Rahel umur
23 tahun dan lulus kuliah, kami memutuskan untuk menikah. Dengan
langkah berani dan jantung berdebar, saya membawa orang tua saya jauh2
dari sumatera menuju rumah Rahel di Jakarta untuk meminang Rahel. Pada
hari pertunangan saya disetujui oleh Mama dan Papanya Rahel, kemudian
kami mengatur tanggal dan proses pernikahan. Setelah diskusi selesai
ortuku langsung kembali ke Sumatera.
Beberapa hari setelahnya pada saat aku berkunjung ke rumah Rahel tiba2
mama Ina berkata “ nak Joni, kamu kan sudah jadi bagian dari keluarga
ini, bagaimana kalau kamu tinggal disini saja, daripada kamu ngekost,
kan lumayan bisa irit pengeluaran” . aku mengiyakan ajakan mama Ina,
lagipula kost dijakarta memang mahal dan ada kamar tamu kosong di Rumah
Rahel.
Di hari aku pindah aku diterima dengan baik oleh mama dan papa rahel,
barang2ku dibantu diangkut oleh kendaraannya. Ortu Rahel berani
mengajakku tinggal disana karena mama Ina selalu tinggal dirumah, dan
Rahel masih tidur sekamar bersama papa dan mamanya. Jadi tidak ada yg
perlu ditakutkan oleh ortu Rahel.
Hubungan terlarangku dengan mama Ina dimulai pada saat Rahel mendaftar
PNS di Kota Solo. Papa Rahel beralasan bahwa yang penting Rahel PNS
terlebih dahulu kemudian baru ikut Suami ke Jakarta dengan berbekal
koneksi dari papa Rahel. Malam itu Rahel dan papanya berangkat ke Solo
selama 2 hari. Mamanya tidak ikut karena ada ketempatan arisan dirumah,
dan aku juga ditinggal karena ada pekerjaan dikantor.
Selepas Rahel dan Papanya pergi pada sore hari hujan deras dan petir
kencang dirumah Rahel. Tidak ada ketakutan dari mama Ina, saya
sebenarnya tidak terlalu dekat dengan mama Ina, saya menganggap, apabila
saya tidak terlalu akrab, maka saya juga tidak akan terlalu terlibat
dalam konflik internal keluarganya. Malamnya hujan semakin deras, suara
televise diruang tamu sudah tertutup oleh hujan di kamarku. Aku
mengintip dari pintu kamarku terlihat mama Ina sedang tidur menghadap
televisi kemungkinan sedang serius menonton acara talkshow pesulap tenar
Indonesia. Aku melihat tubuhnya rampingnya dibalut daster dibawah lutut
membuat rasa penasaranku melihat wajahnya. Saat kuintip wajahnya yang
ayu khas putri Solo aku mulai menyadari kecantikan calon mertuaku ini.
Umurnya 17 tahun waktu dinikahi papa Rahel. Dan untuk wanita yang baru
menyentuh umur 40 ini terlihat sangat ayu dan santun. Nafsuku hilang dan
berubah menjadi kagum atas kecantikannya.
Jam menunjukan pukul 11 malam dan aku masih dikamar didepan laptop dan
mama Ina masih asik menonton, aku tahu dia masih nonton karena kakinya
masih bergerak dan rok dasternya sedikit terangkat. Hal ini membuat
pikiranku menerawang. Hujan malam itu makin deras dan suaranya sangat
keras. Tiba2 mama Ina teriak “ Jon. Bocor Jon” . aku langsung bergegas
keluar dan melihat ruang tamu, dan ruang TV dibasahi tetesan air dari
atap. Aku segera mematikan arus listrik dan mencari ember untuk menahan
air supaya tidak meluber kemana2.
“aku tidur dulu ya jon, kamu urus ya, besok kita panggil tukang” ucapnya
sambil bergegas kekamar untuk tidur. Aku hanya mengiyakan sambil sibuk
mencegah tetesan air jatuh kelantai dengan baskom dan ember. Tiba-tiba
ada teriakan lagi “Jon, kasur tante juga kebasahan. “ aku bergegas masuk
langsung kugeser kasur yang sudah basah itu serta ku taruh ember
ditempat tetsan air. Jadi yang tidak bocor memang kamarku. Aku
menawarkan mama Ina untuk tidur dikamarku, dan aku tidur dikursi bamboo
yang dilapisi tikar. Tetapi mama Ina melarangnya dan mengajakku tidur
ditempat tidur bersama mama Ina, ia juga mengancam kalau tidur dikursi
tidak boleh tinggal disana lagi. Akhirnya aku mengalah dan tidur
bersama.
Tempat tidur dikamarku berukuran nomor 2 tidak lebar dan juga tidak
sempit untuk 2 orang. Aku ingat sekali kalau mama Ina tidur di dekat
tembok dan aku dipinggir (sangat pinggir sekali) karna tidak enak dengan
mama Ina. Lalu mama ina menyenggol aku dan bercanda “ udah ga usah
minggir2 gitu, lantainya basah tuh, kalau kamu jatuh basah nanti
bajunya” aku hanya tersenyum dan membetulkan posisiku. “maaf ya joni,
tadi aku mengancammu, aku cm ga mau kamu sakit” “iya tante. Makasih
perhatiannya” jawabku.
Beberapa menit kemudian mama Ina tertidur dan mendengkur halus dengan
wajah menghadapku. Kutatap wajahnya memang mirip anaknya namun lebih
dewasa dan kecantikannya lebih memancar. Aku mulai melihat tubuhnya yang
dibalut daster, payudaranya kecil dan tidak terlihat, aku sangat
bernafsu melihat lengan dasternya yang longgar mengintip ketiaknya yg
putih dan halus. Nafsuku semakin menjadi tetapi aku tidak berani
bergerak. Tiba2 mama Ina berbalik arah dan melanjutkan tidurnya. Pada
saat berbalik arah roknya terangkat sedikit sampai kepaha. Paha kecil
mulusnya itu membangkitkan birahiku. Ingin rasanya ku elus paha itu tapi
aku tidak punya keberanian.
#longwayround96.30.52.192
Waktu itu jam menunjukan pukul 1 pagi. Kemaluanku tegang melihat paha
maam ina , aku mencari akal bagaimana aku dapat melampiaskan nafsuku.
Apabila aku onani, tempat tidur akan terlalu bergoyang dan membangunkan
mama Ina. Akhirnya aku berpura2 bergerak halus dengan menempelkan
tanganku di lengan halus mama Ina, dan ia tak bergerak sedikitpun.
Aku mulai bosan dan mencari cara lain. Aku pura2 membangunkannya dengan
niat menanyakan apa ditembok ada rembesan air atau tidak. “tante..
tante” sambil kugoyang2kan agak kencang. Dan dia tidakbergerak
sedikitpun.. dalam hati aku berpikir bahwa mama Ina tidurnya sangat
“kebo” istilahnya. Akhirnya kuberanikan mengangkat rok mama Ina yang
masih membelakangiku. Rok itu sudah terangkat sampai ke pinggangnya dan
mama ina tidak terbangun. Kulihat celana dalam krem mama Ina terlihat
kebesaran sehingga belahan pantatnyaterlihat mengintip. Aku beranikan
menggulingkan mama Ina agar dia telentang dan berhasil. Mama Ina berada
dalam posisi terlentang dengan rok daster terangkat dan celana dalam
krem longgar menantang. Aku kemudian mengambil gunting, lalu kupotong
bagian samping CD mama Ina dan terpampanglah bukit kemaluan mama ina
yang putih dan bulu yang jarang,
Kemudian dengan birahi yang sudah tinggi ku tekuk kaki mama Ina agar
belahan vaginanya dapat terbuka. Lalu ku sentuh halus lubang vaginanya
agar dia tidak terbangun. Dan aku sangat heran bahwa saat vaginanya
kusentuh mama Ina tidak bergerak sedikitpun.. lalu aku beranikan diri
membasahi vagina mama ina dengan meludahi tanganku serta penisku dengan
maksud langsung melakukan penetrasi.. pada saat aku mengoles ludahku ke
vagina mama ina dia bergerak sedikit dan akupun takut lalu buru2
kumasukkan perlahan penisku kedalam vagina mama Ina. Untuk pertama kali
aku memasukan penisku ke dalam vagina wanita. Pada saat itu yang
kurasakan hangat, basah dan nikmat sekali.. dengan mudahnya penisku
masuk kedalam vaginanya.. kemudian mama Ina sudah mulai menggeliat
keenakan. Aku berpikir sebelum membuka matanya aku harus memompa lebih
kencang agar dia merasakan nikmar juga. Kemudian aku pompa kencang dan
mencium bibir mama Ina.. mama ina melenguh dan membalas ciumanku..
“uhhhhh uhhh.. masss.. enakk” desahnya sambil mengulum bibirku.. satu
menit setelah aku memompa mama Ina, ia baru mulai tersadar bahwa yang
menyetubuhinya bukanlah suaminya melainkan calon menantunya.. tapi mama
Ina tidak kuasa menahan gelombang orgasmenya yang tiba2 muncul sesaat
setelah ia sadar bahwa aku menyetubuhinya.. dengan masih memompa mama
Ina dengan posisi misionaris ia berteriak” ahhh ahhh, kamu joniiii
ahhhhhh. Enakkkkk” erangnya menyambut orgasme pertamanya seumur hidup..
“enak tante? “ bisiku masih memompa tapi sudah mengendurkan tusukanku.
Mama Ina hanya mengangguk sambil berlinangan air mata. Entah apa yang
dipikirkannya saat itu. Tetapi aku belum menuntaskan birahiku. Aku pompa
mama Ina kembali. “ah ah.. sshhh joni kamu bajingaahhhh ahh, enak”
erang mama Ina sambil memejamkan mata karena takut melihat dirinya
sendiri takluk oleh orgasme keduanya.. aku terus memompa dan belum
sempat mama Ina mengeluarkan kata cercaannya kepadaku dia kembali
orgasme “ahh ahhh mmmhh, aduhhh aduuhh enak lagi, ahhhhh” begitu
erangnya masih teringat ditelingaku sampai sekarang. Lalu kemudian aku
melelehkan spermaku didalam vagina calon mertuaku.. kemudian aku mencium
mama Ina lalu berbaring kesamping.
Setelah melakukan persetubuhan itu mama Ina bertanya “apakah kamu sudah
melakukan ini dengan Rahel?” “belum tante, aku baru pertama dengan
tante” jawabku. “aku percaya kamu Joni, aku tahu kamu anak baik2 dan
mala mini kamu telah dirasuki nafsu” ucapnya lirih. Aku melihat mama Ina
termenung memandang atap dengan bawahan masih terbuka dan akupun masih
tanpa bawahan. Akupun kembali bernafsu melihat mama Inadan penisku
berdiri kembali. Mama ina kemudian melihatnya lalu tersenyum dan berkata
“kamu anak baik-baik joni, tapi joni kecilmu nakal” . “aku hanya
tersenyum dan menggoda mama Ina dengan mencubit bukit kemaluannya.. dia
hanya tersenyum dan kembali tertidur. Aku membiatkan mama Ina tertidur
karna kasian melihatnya lalu akupun juga tertidur.
“Joni bangun” Mama Ina membangunkanku. Akupun terbangun dengan masih
tanpa bawahan.. mama Ina memberikanku sarung”nih pakai sarung biar
burungnya ga terbang2” ucapnya sambil tersenyum geli. Lalu kulihat mama
Ina menuju kamar mandi dan mandi. Aku lega sekali karna mama Ina tidak
marah akan perbuatanku tetapi aku tidak berani memulainya lagi padahal
ingin sekali kuketuk pintu kamar mandi untuk mandi bareng dengan mama
Ina.
Akuoun bergegas membereskan ember2 bekas bocor semalam. Dan naik ke
genteng untuk membetulkan genteng yang melorot yang menyebabkan
kebocoran. Setelah memperbaiki atap, aku turun kebawah dan mmelihat mama
Ina sedang mengepel lantai. Aku kembali kekamar dan tertidur menahan
birahiku. Sinag hari aku terbangun jam 12, dan kulihat mama ina sedang
bersiap2 tidur siang lalu mengambrukan dirinya ke sampingku. Akupun
terdiam sambil melihatnya. Dia pun tersenyum dan aku membalas senyumnya
kemudian dia memeluk aku dan berbisik “maafkan aku kalau sudah tua dan
lancing, tapi aku menginginkan lagi kejadian tadi malam”, lalu aku
melihatnya dan langsung kupagut bibirnya “mmh mhhh mhh” desahnya, lalu
ku lepas dasternya sampai mama Ina telanjang bulat. Payudaranya ternyata
kecil namun kencang, dan perutnya mulus tulang iganya menyembul di
dadanya yang putih membuatku bernafsu untuk memeluk dan mengulum
putingnya. Mama Ina hanya mendesah2 tak karuan. “ ahhh sshhh Joni,
diapain aku, kenapa ga langsung dimasukin aja” desahnya.. aku
melanjutkan foreplayku yang ilmunya kudapat dari cerita teman dan film
JAV. Aku berbisik ke mama Ina”pokoknya tante nikmati aja” kemudian dia
mendesah “mmhhh enak sekali jon.. panggil aku Ina saja ahhhhh kau apakan
memekku” mama Ina menceracau tidak jelas ketika memeknya ku lahap
dengan mulutku. “ahh ahhh sshhh mmhhh” mama ina menggigit bibirnya saat
clitorisnya menerima hisapan lidahku.. “iihh. Ssshhh auhhh enakkk lagi”
erangnya pada orgasme pertamanya. Kemudian aku menyiapkan penisku untuk
penetrasi ke vagina mama Ina calon mertuaku. Ia melihat penisku yang
sebenarnya menurutku tidak besar dengan terbelalak. “pantesan init oh
yang kemaren masuk. Besar sekali” ucapnya sambil mengelus2 penisku. “mau
cobain hisap ga ina saying” rayuku. Tanpa aba-aba mama Ina
menjilat-jilat penasaran penisku. Dan kemudian memasukan perlahan ke
penisku. Aku yang pertama kali dioral merasakan nikmatnya mulut calon
mertuaku. Walaupun mengenai giginya tapi yang aku rasakan hanya nikmat.
Lalu akupun tak tahan dan mulai merayu mama Ina untuk bersiap melakukan
penetrasi. “pelan2 ya sayangg.. mmmhhhh” desahnya pada saat kepalaku
masuk dan aku mengeluarkan penisku sambil tersenyum menggodanya. “kamu
nakal.. masukin dong ahhsss” desahnya pada saat aku menggesek2kan
penisku ke bibir vagina mama Ina. Dan aku secara cepat menghujamkan
penisku kevaginanya “ahhhhhh ahhh” vaginanya berkedut menandakan ia
orgasme lalu kulanjutkan memompa mama Ina.”shh ahhh enak banget sayangg”
“uhhhsss dalem banget” katanya sambil menggigit bibir tidak bisa
menahan nikmat. Akupun mempercepat penetrasiku karena akupun sudah tidak
tahan. “ahh ahh assshhh uhhhh” erangnya “ ahh joni, aku ga tahan mau
pipissssssss. Assshhhh” desahnya disaat yang bersamaan vaginanya
mengeluarkan cairan yang banyak dan licin.akupun sudah hendak ejakulasi
karena sedotan vagina calon mertuaku.. “ahh ahhh. Ina saying aku mau
keluarrrr” erangku “ahhh ahh awwww hangattt” desahnya. Akupun langsung
menciumnya. Sore harinya kami ngobrol2 dan aku mendengarkan curhat mama
Ina yang bercerita bahwa suaminya tidak pernah foreplay dan tidak
sampai 5 menit bercinta sehingga mama Ina tidak pernah mengenal orgasme.
Hubungan terlarangku berlanjut sampai setelah pernikahanku dengan Rahel
aku dipindah ke Solo dan istriku juga diterima PNS disolo. Dan mama Ina
masih sering “menagih” pada saat ia mengunjungi Rahel dan "Joni" kecilku
di Solo. Tentunya aku melakukan persetubuhan itu pada saat Rahel sedang
keluar rumah atau pada malam hari .
No comments:
Post a Comment