Aku kesal sekali karena pas malam minggu rupanya pacar kebagian shift
malam di perusahaannya. Pacarku namanya Nia dengan tinggi sedang tapi
buah dadanya sangat besar. Padahal malam minggu ini sudah ancar ancar
mau menggarap buah dada yang ranum itu. Tapi apa daya tidak jadi.
Untuk melampiaskan kekesalanku, akhirnya aku ambil laptop dan membuka
forum tercinta ini dan menonton beberapa film JAV kesukaanku. Baru satu
jam menonton Si otong berontak ingin mendapat pelampiasan. Aku mulai
berfikir bagaimana caranya. Kalau untuk jajan di luar lagi malas aja.
Pengen di rumah aja.
Tempat tinggalku adalah sebuah rumah kos dengan banyak kamar.
Kebanyakkan yang tinggal di sini adalah pasangan dan rata-rata mereka
adalah istri simpanan. Dimana para suami/pacarnya kadang hanya datang
sekali seminggu. Di sebelah kamarku tinggal seorang Panlok yang lumayan
cantik dan badannya sangat proporsional. Dan yang penting putih kulitnya
itu yang kusuka.
Tadi sore kulihat pacarnya tidak datang mengunjungi entah kenapa.
Akhirnya kutunggu sampai jam 10 malam pacarnya tidak kelihatan juga. Aku
tahu dia sudah masuk ke kamar sebelah karena aku memperhatikannya. Aku
mencari akal bagaimana bisa mengajaknya buat ML. Aku memutar otak.
Akhirnya aku dapat akal, dengan meminjam hand body kepada dia. Perlahan
kuketuk pintu kamar sebelah dengan pelan. Tidak ada sahutan. Kucoba
keraskan ketukan, akhirnya ada sahutan, "ya!" jawab suara di dalam. Dia
membukakan pintu dan menjulurkan kepalanya. Lalu ku berkata "Moy, pinjam
handbodynya ada nggak". Dia menjawab, "ada, tapi buat apa sih".
Aku jadi kebingungan menjawabnya, "anu buat pakai di badan lah" jawabku.
"Kok cowok pakai handbody sih" katanya lagi. Ehmm nanti kuceritain,
tapi boleh masuk nggak? Lama dia berfikir, dan akhirnya berkata " ya
sudah masuklah".
Lalu aku masuk dan dia mengambil handbody dari lemari di sebelah pintu
kamarnya. "Nih Mas" katanya. "Memang buat apaan?" tanyanya lagi. Aduh
aku jadi salah tingkah lagi nggak berani ngomong. Setelah mengumpulkan
keberanian akhirnya aku berkata: "Begini, pacarku kan hari ini masuk
shift malam. Jadi tadi kesal aja bawaannya. Trus aku nonton bokep,
jadinya nggak tahan pengen dikeluarin. Makanya pinjam handbody"
Mendengar cerita itu mukanya memerah sambil cekikikan.
"Kok tertawa?" Tanyaku. "Nggak, lucu aja", "nonton gituan kok sendirian
jadi konak kan repot." Iya sih, jawabku. Namun bagaimana lagi sudah
terlanjur. "Pinjam sebentar ya", ujarkua. "Ya sudah bawa sana", katanya.
Aku keluar kamarnya dan kembali ke kamarku sendiri persis di sebelah
kamarnya. Aku sengaja berdiam diri selama 15 menit, akhirnya balik lagi
mengetuk kamarnya. "Moy..." panggilku. Dia membukakan pintu. "Ada apa
lagi mas?" tanyanya. Dengan gagap aku menjawab, "boleh masuk lagi
nggak??" Dia membukakan pintu dan menyilahkan masuk. "Begini moy," Aku
sudah berusaha mengeluarkan spermanya dari tadi, tapi susah amat.
Sepertinya nggak biasa sendiri. Mmmm...boleh minta bantu nggak"?
Tanyaku. "Bantuin dikocokin, dong". Hampir saja dia berteriak "What,
kamu gila ya?" Ujarnya.
"Pleasee.." jawabku. Aku janji nggak bakalan ngapa ngapain kamu. Sumpah.
Janji" kataku. "Nggak mau!" Jawabnya. Aku tidak putus asa, "Please
moyy..." Mohonku. Dia hanya diam sambil menggeleng. Akhirnya aku
mengambil langkah nekat, dan menurunkan celana pendekku sekaligus
kolornya dan menyembullah si otong yang sudah tegang dari tadi.
"Heeiii..." ucapnya setengah berteriak. Aku tidak mempedulikannya, dan
mengoleskan hand body ke penisku dengan perlahan kemudian mengocoknya.
Dia memejamkan mata.
Aku mengocok dengan pelan, sambil mengeluarkan wajah yang penuh
rangsangan. Setelah dua menit aku berkata: "please moy..masa kamu nggak
kasihan sih? Nggak bisa keluar nih" Kataku. Dia mulai kelihatan
berfikir. Akhirnya dia berkata:"Tapi beneran ya kamu nggak macam-macam"?
Serrrr....darahku berdesir. "Akhirnya" katakaku dalam hati. Sambil
mengangkat dua jari aku berkata: "Suer aku janji" ujarku. "Ya sudah
sini" katanya. Aku mendekati tempat tidur dia duduk. Perlahan dia meraih
penisku dan mengocok pelan. "Gede juga" katanya. "Masa sih? Kamu suka
ya?" tanyaku. Dia tidak menjawab hanya meneruskan mengocok dengan
tangannya yang lembut. Rasanya seperti terbang ketika tangannya yang
basah dengan handbody menyentuh penisku. Aku sampai merem melek
diperlakukan begitu.
Setelah 10 menit mengocok, dia berkata:"kok belum keluar juga?"
Tanyanya. "Itulah soalnya," Ujarku. Aku tidak terbiasa onani jadi susah
keluarnya kalau dikocok begitu. "Trus bagaimana ini?" Tanyanya. "Begini
deh, kamu kocokin punyaku sambil kucium bibirmu, mau nggak"?
"Iiiiih...nggak mau ah, katanya tadi nggak bakal ngapa ngapain". "Iya
sih, tapi susah keluar gitu gimana dong, kasihan kamu jadi cape
mengocoknya". Tanpa menunggu jawaban, aku menyergap bibirnya yang merah
ranum itu. "Mmmppphhh...jangan mas", katanya. "Pleaseee.." kataku.
Akhirnya dia membiarkan aku melumat bibirnya sambil dia terus mengocok
penisku. Kudengar nafasnya mulai memburu. Kucoba menjulurkan lidah untuk
membuka bibirnya, akhirnya perlahan lahan dia membukanya. Tidak
menyia-menyiakan kesempatan, lidahku bergerilya mencari lidahnya.
Setelah kutemukan lidah kami berpagut karena dia membalasnya. Mungkin
dia sudah dilanda nafsu, fikirku. Inilah saatnya.
Ku beranikan tanganku memegang bahunya dan membelai rambutnya sambil
terus melumat bibirnya. Dia diam saja ketika kulakukan itu. Akhirnya
tanganku mengusap usap lenganya dan di ternyata juga diam. Akhirnya
tanganku sedikit kugeser ke depan menyentuh payudaranya, dia sedikit
terkaget tapi aku tidak melepaskan bibirnya. Dengan berani aku mulai
meremas dadanya yang ukuran sedang itu. Aku jadi tak sabar ingin
melihatnya, tapi aku harus bertahap, batinku. Dengan lembut kuremas
kedua payudara itu sementara bibir kami tetap berpagutan. Dia juga
semakin kencang mengocok penisku.
Setelah dirasa pas, akhirnya tanganku mulai menelusup, dari atas baju
kausnya menuju ke balik BHnya. Dia melepas ciumannya sambil mendelik:
"Mas..!!" tegurnya. "Maaf, habisnya kocokanmu enak banget, bikin nafsu
sampai kepala" ujarku. Sambil kemudian aku kembali mencium bibirnya.
Kami kembali berpagutan, perlahan namun pasti tanganku mulai berusaha
lagi masuk ke balik BHnya. Kali ini entah sadar atau tidak dia hanya
membiarkan. Dadaku tambah berdebar kencang. Dengan perlahan kucari
puting susunya dan memainkanya. Rupanya putingnya sudah tegang dari
tadi. Dia mengerang "Masss...sshh". Aku meneruskan ciumanku sambil
memainkan putingnya menembuk baju dan BHnya. Lalu kulepaskan ciumanku
sambil kulihat ekspresi wajahnya yang sudah merah padam dilanda nafsu.
Aku pura pura mengerang karena kocokannya. "Owh, moyy..aku serasa
terbang". "Nikmati aja" katanya dengan suara serak.
Mendengar suaranya, aku semakin berani. Kemudian kuletakkan tanganku di
pahanya yang putih mulus. Dia hanya memakai celana pendek hotpan. Dia
membiarkan tanganku mengusap usap pahanya. Kemudian tanganku mulai ku
geser ke atas mendekati pangkal pahanya yang kuyakin sudah basah. Dia
awalnya memegang tanganku, dan akhirnya kuturunkan lagi tanganku.
Kemudian aku mencium lagi bibirnya, dia menyambut dengan liar. Akhirnya
pelahan tanganku mulai naik lagi ke pangakal pahanya. Sepertinya dia
membiarkan karena sudah dilanda nafsu. Tanpa menyia nyiakan kesempatan,
kuusap belahan pangkal pahanya dari balik celan hotpantnya. "Wow...basah
moy" kataku. "Iyalah, mas sih, mancing-mancing terus". "Ya sudah biar
sama sama enak, biar kubantu juga ngeluarin punyamu ya". Dia hanya diam
dan kelihatan berfikir. Aku terus mengusap-usap belahan vaginanya yang
sudah semakin basah itu. Perlahan kuraih kancing hotpantnya dan
menurunkan resletingnya. Dia diam bahkan mengangkat pantatnya ketika
celananya kutarik. Aku sengaja mempelorotkan celana dalamnya sekalian.
Wow...terpampanglah pemandangan indah di depanku. Vagina dengan bulu
yang hitam pekat dan sudah membuka dan ditengahnya basah dengan cairan.
Perlahan kuusap belahan vaginaya, "Owwwhh mas.." rintihnya. Ku perkuat
usapan tanganku sambil memasukan satu jari. Dia semakin menggila, dan
mulai menggerakan pantatnya maju mundur perlahan. Aku semakin semangat
mengocok lubang vaginanya dengan satu jari. Nafasnya memburu dengan
kencang.
Tanganku satu lagi kemudian menyingkap baju kaos dan BHnya ke atas.
Terpampangnya dua payudara yang ranum dan masih sangat kenyal dengan
puting berwarna pink. Aku tak tahan lagi dan menurunkan kepala sambil
menjilati putingnya perlahan. Tanganku masih mengocok vaginanya dengan
lembut. " Auuhhh...masss...shhhhh...sshhh". "Enak moy" tanyaku.
"Iyaaaa..." katanya dengan suara serak. Aku terus menjilati dan
menghisap putingnya yang pink itu. Mungkin karena nafsu yang memuncak,
dari posisi duduk akhirnya dia berbaring. Rebahlah kami di tempat
tidurnya, sambil tanganku tetap di vagina dan lidahku menjilati
putingnya. Aku lalu berkat: "lepas aja dulu punyaku" ujarku. Akhirnya
dia melepas tangannya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang
semakin melanda.
Tanpa disadarinya aku terus menjilati puting dan menjolok vaginanya
dengan jari dan aku memasang kuda kuda di atas selangkangannya dengan
penis yang sudah menegang maksimal. Dia masih memejamkan mata. Aku
mengusap usapkan kepala penisku ke vaginanya. Mungkin di mengira itu
masih jariku. Dengan berani kemudian, kutekan penisku dengan lembut.
"Masss..sshhh" Matanya terbuka. "Kamu lagi ngapain?" Katanya. "Aku nggak
tahan moyy.." kataku. Sambil berkata begitu kutekan penisku lebih
dalam. "Mas owwwhh..gede banget". "Tapi enakkan?" Tanyaku. Dia diam
saja.
Akhirnya aku lega penisku sudah masuk sepenuhnya di vaginanya tanpa dia
protes. Perlahan kemudian ku cabut dan dia mengerang dengan keras
"Oowwwwhhhh...Mas". Aku masukan lagi dengan pelan. Dia mulai memainkan
pantatnya mengikuti irama keluar masuk penisku di lubang vaginanya.
Lalu kupeluk dia, sambil kulumat bibirnya dan mempercepat goyangan
pantatku menghujuam vaginanya. Dia jadi menggila sambil ikut ikutan
memutar pantatanya dan melumat bibirku dengan liar. Kunikmati semua
permainan itu dengan sungguh-sungguh dan aku ingin memuaskannya.
"Moy..coba dogy style yuukk". Dia mengangguk dan menarik pantatnya lalu
menungging di depanku. Wow, pantatnya begitu bulat dan sekal dengan
setumpuk daging penuh bulu terselip diantara buah pantat itu. Tidak
menyia nyiakan kesempatan, ku tusukkan penisku ke vaginanya dari
belakan. "Auuhh...masss" katanya. "Sakit ya?" tanyaku. "Nggak mas,
terusin...ssshhh" rintihnya. Kumulai menggoyang vaginanya dari belakang.
Rintihannya begitu keras terdengar menahan kenikmatan. Kupercepat
gerakan pantatku dan dia semakin menggila dengan erangannya. Perahan
mulai kurasakan air maniku akan menyemprot keluar. Sementara dia
berteriak tertahan: "Masssss....aaaaaauuuu, aku keluar" katanya. Aku
mempercepat gerakan pantatku karena ingin momen keluar bersamaan dengan
dia. Dan akhirnya "Crooott..croott..." maniku menyembur beberapa kali
dengan kuat. Dia berteriak sembil menutup mulutnya. Mungkin takut
ketahuan tetangga kamarnya.
Lalu kami saling menjatuhkan diri bersebelahan. Aku berkata: "Maaf ya,
aku tidak bisa menepati janji". "Tidak apa-apa, aku belum pernah
merasakan ML yang seperti ini" katanya. Mukakanya memerah lagi. "Masa
sih?" tanyaku. "Iya, katanya, pacarku kalau main keluarnya cepat sekali,
aku belum apa apa dia sudah keluar aja" katanya. "Duh..kasihan
kamunya". "Ya sudah, kapan saja kamu mau dan ada kesempatan, kita ulangi
lagi ya?" Dia berkata: "Ihhh...maunya lelaki" katanya. "Ya sudah kalau
tidak mau" kataku. Dia diam sambil tersenyum manis.
No comments:
Post a Comment