Namaku Ani, mahasiswi tingkat tiga di sebuah perguruan tinggi negeri di
Bandung. Aku dan saudaraku empat bersaudara, aku anaknomor tiga. Kakakku
yang paling besar, Mbak Ine sudah menikah dan tinggal bersama suaminya
di Jakarta. Kakakku nomor dua, Mas Doni bekerja di Batam, dan adikku
Toni yang paling bungsu masih kelas satu SMU negeri di Bandung.Pertama
kali aku melakukan hubungan seks dengan kakakku nomor dua saat aku masih
kelas dua SMU. Saat itu kakakku sedang cuti dan pulang ke Bandung, aku
sangat senang sekali. Kami bertiga pergi ke Cipanas dan kami menyewa
sebuah pondokan di sana. Malam harinya saat aku sedang tertidur lelap di
kamarku, aku merasa ada sesuatu di kemaluanku. Mula-mula rasanya enak
sekali seperti ada yang membelai dan menghisapnya, tetapi tiba-tiba
rasanya sangat sakit seperti ada yang menekan dan berusaha masuk, dan
kurasakan juga seperti ada yang sedang menindihku.Saat aku membuka
mataku, aku melihat kakakku sedang menindihku dan berusaha memasukkan
batang kemaluannya, aku mencoba berontak tapi tenagaku kalah kuat."Mas
Doni jangan, aduh sakit Mas.., sakit..!""Ah diem aja dan jangan coba
teriak..!" kata kakakku.Malam itu kegadisanku diambil oleh kakakku
sendiri. Tidak ada rasa nikmat seperti yang kubaca di buku, melainkan
rasanya sakit sekali. Aku hanya bisa pasrah dan menahan sakit di bagian
liang kewanitaanku saat kakakku bergerak di atas tubuhku. Gerakannya
kasar seperti ingin mencabik-cabik tubuhku. Aku hanya bisa menangis
tersedu-sedu. Saat kulihat tubuh kakakku mengejang dan kurasakan ada
sesuatu yang hangat menyemprot ke dalam liang senggamaku, semakin
hancurlah perasaanhatiku.Pagi harinya aku hanya terdiam di kamar, karena
tubuhku rasanya lemas dan sakit. Saat kakakku mengajakku pergi, aku
hanya memalingkan wajahku dan menangis. Sore harinya kakakku masuk ke
kamarku, dia minta maaf atas kejadian semalam dan berusaha untuk
memperbaikinya, tapi aku hanya diam saja. Malam harinya kakakku datang
lagi ke kamarku. Aku sangat ketakutan, tapi dia hanya tersenyum dan
mencoba mencium bibirku, aku kembali berontak. Aku memaki-maki kakakku,
tapi dia tidak peduli dan kembali mencium bibirku sambil meremas
payudaraku, lama-lama aku menjadi terangsang karenanya. Dan malam itu
kembali aku dan kakakku melakukannya, tapilain dari malam yang kemarin,
malam ini aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan kami melakukannya
dua sampai kali.Sebelum kakakku kembali bekerja di Batam, saatmengantar
kakakku di Bandara, aku meminta hadiah perpisahan darinya.Di kamar
mandi Bandara kami melakukannya lagi, "Ah Mas Doni.., terus Mas..
akh..""Akh Ani, kamu cantik sekali, akh... Ani, Mas Doni mau keluar,
akh..!""Ani juga Mas.., akh... Mas, Ani keluar Mas.., akhh..!"Mas Doni
memelukku erat-erat, begitu juga diriku. Setelah beberapa saat kami
berciuman dan kembali lagi ke ruang tunggu dengan alasan habis dari
kantin beli makanan. Aku hanya bisa menangis saat Mas Doni pergi, tapi
aku juga sangat bahagia dengan hadiah yang diberikannya.Sejak saat itu
aku seperti ketagihan dengan seks, dan untuk melampiaskannya aku hanya
dapat melakukan masturbasi di kamar mandi. Aku sudah punya pacar dan
kami melakukannyasampai sekarang, tapi aku jarang merasakan kenikmatan
seperti yang kudapatkan dari kakakku. Dan saat adikku mulai beranjak
dewasa, aku melihat sosok kakakku, tapi adikku lebih tampan dan gagah
bila dibandingkan dengan kakakku. Aku sering merasa terangsang,tapi
hanya bisa kutahan dan lagi-lagi hanya bisa kulampiaskan dengan jalan
masturbasi. Entah berapa lama aku bisa menahan keinginanuntuk
melakukannya dengan adikku.Sampai suatu hari, saat orang tuaku sedang
tidak ada di rumah, adikku baru pulang sekolah dan aku menyiapkan makan
siang untuknya. Karena hari itu terasa panas, aku hanya menggunakan
celana pendek dan t-shirt tanpa memakai BH. Saat adikku kusuruh makan,
Toni menolak karena sudah makan di luar bersama teman-temannya, dan
akhirnya aku makan sendiri, sedangkan adikku asyik berenang. Selesai
makan aku buatkan jus jeruk dan kuantarkan ke kolam renang. Sambil
meminum jus jeruk, aku melihat adikku berenang. Saat Toni keluar dari
kolam renang dan duduk di sebelahku sambil meminum jus jeruk dan
berjemur, jantungku berdetak semakin cepat danaku sangat tidak tahan
untuk memeluknya.Tidak kusangka adikku yang dulunya polos, sekarang
sudah berubah menjadi seorang cowok yang gagah dan tampan terlebih lagi
hobinya adalah berenang. Dadanya terlihat bidang dengan bentuk yang
menggairahkan, tubuhnya atletis dan bisa kutebak kalau batangnya juga
lumayan besar. Aku hanya dapat memandangnya, wajahnya ditutupi oleh
handuk kecil yang digunakannya untuk mengeringkan tubuhnya. Aku sudah
tidak tahan lagi dan aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Aku
membelai dada adikku dan Toni hanya menggelinjang kegelian."Mbak Ani..,
apaan sih..? Geli tau..! Kurang kerjaan, mendingan bikinin aku roti
bakar..."Aku sedikit terkejut dan kucubit perutnya, Toni hanya
tertawa."Emang aku pembantumu, enak aja." kataku agak jengkel.Aku sudah
benar-benar tidak tahan, tanpa pikir panjang lagi kutindih tubuh adikku
dan kulempar handuk dari wajahnya."Mbak Ani mau ngapain sih..?"
tanyanya.Tanpa sepatah kata pun langsung kucium mulutnya dan
kuremas-remas dadanya yang bidang itu. Adikku sangat terkejut dengan apa
yang kulakukan dan mendorong tubuhku. Aku tidak peduli, kucium lagi
bibirnya dan kali ini adikku tidak bereaksi apa-apa dan mencoba untuk
menikmatinya. Aku tahu kalau Toni mulai terangsang, karena kurasakan
diantara kedua pahanya ada sesuatu yang bertambah besar.Kuciumi terus
bibir dan lehernya, adikku sedikit kewalahan tapi Toni selalu mencoba
membalas ciumanku walau terasa agak kaku."Baru pertama dicium cewek
ya..?" tanyaku."Ah Mbak banyak omong, terusin aja Mbak..!" katanya tidak
sabar lagi.Mendengar ucapannya aku jadi semakin bersemangat, langsung
kubuka kaosku, dan adikku hanya bisa melotot melihat payudaraku yang
cukup besar."Wah susu Mbak bagus sekali, baru kali ini Toni melihat susu
cewek." katanya.Kusuruh Toni memegang dan meremasnya,"Aduh jangan
keras-keras, sakit.. Coba sekarang kamu isep susu Mbak.."Lalu kusodorkan
payudaraku ke mulutnya, Toni mengulum dan menghisap puting
payudaraku,"Akh enak sekali Ton, sshs... akhh terus Ton.., enak
sekali..."Kusuruh Toni berhenti, lalu kuciumi lagi bibir dan lehernya,
kemudian kuturun ke dadanya dankuciumi serta kugigit pelan putingnya,
Toni hanya bisa mendesah lirih, "Akh.. enak Mbak, akhh..."Dengan tergesa
aku turun kebawah, kulihat batang kejantanannya yang gagah sudah
sedikit tercetak dan memperlihatkan kepalanya di celana renang adikku.
Dengan penuh nafsu langsung kutarik celana renang adikku sampai ke
lututnya."Wah.., Ton punya kamu Oke juga nih, lebih bagus dari punya Mas
Doni.."Adikku hanya tersenyum dan sepertinya tidak sabar dengan apa
yang akan kulakukan. Aku pun lalu membuka celanaku dan sekarang aku
telanjang. Toni bangun dari kursi dan duduk, lalu Toni meraba bibir
kemaluanku, kemudian kusuruh Toni menjilati bibir kemaluanku. Toni
kelihatannya kaget tapi langsung kutarik kepalanya ke arah kemaluanku,
dan Toni mulai menjilati permukaan lubang senggamaku."Akh.., Ton enak
sekali terus akh... yaa disitu Ton, enak.., akhh... terus Ton terus
akkhh..." desahku.Aku menggelinjang keenakan dibuatnya, rasanya enak
sekali dan aku sangat suka jika ada yang menjilati kemaluanku. Aku sudah
tidaktahan, kudorong tubuh adikku ke kursi lagi, kemudian kupegang
batang kejantanannya dan kuarahkan ke liang senggamaku. Toni
kelihatannya sedikit tegang saat kepala kejantanannya menyentuh
permukaan bibir kemaluanku. Toni menahan nafas dan mengerang saat aku
menekan tubuhku ke bawah, dan batang kejantanannya masuk seluruhnya ke
liang kewanitaanku."Akh... Mbak... enak sekali... hangat.. yeah... ayo
Mbak terusin..!"Aku lalu bergerak, menggoyangkan pantatku ke atas dan ke
bawah, dan kadang kuputar-putar, tangan adikku kusuruh meremas-remas
payudaraku dan Toni sangat bernafsu sekali. Aku bergerak semakin lama
semaki cepat, tanganku memegang paha adikku untuk tumpuan. Beberapa saat
kemudian, nafas adikku mulau memburu dan gerakannya mulai tidak karuan,
kadang memegang pantatku, kadang meremas payudaraku, dan aku tahu kalau
Toni sudah hampir sampai dan berusaha menahannya."Akh.. Mbak.., aduh...
Toni mau keluar Mbak..!""Tahan Ton.., Mbak sebentar lagi
akhh..!"Semakin kupercepat gerakanku, aku mulai liar. Kuremas dadanya
dan saat kurasa kenikmatan itu, aku menekan tubuh adikku, dan tubuhku
menjadi tegang sambil kuremas paha adikku."Toni nggak tahan lagi Mbak...
akh... Mbak, Toni keluar Mbak akhh..!"Pantatnya terangkat ke atas
seperti ingin menusuk kewanitaanku dan kurasakan semprotannya yang cukup
keras beberapa kali di dalam rahimku. Begitu juga denganku, otot
kemaluanku menekan batangnya dan kurasakanliangku semakin basah, baik
oleh cairanku ditambah mani adikku yang menyemprot sangatbanyak di
lubang senggamaku.Tubuh kami basah oleh keringat, dan kemudian kupeluk
tubuh adikku menikmati sisa-sisa kenikmatan tadi. Nafas adikku mulai
teratur dan kurasakan batang kemaluannya mulai mengecil di liang
kewanitaanku, namun pantatku masih tetap bergoyang di atas
tubuhnya."Mbak, enak sekali.., makasih ya Mbak, baru pertama kali ini
Toni merasakan nikmatnya tubuh perempuan dan nikmatnya melakukan
hubungan badan.""Mbak yang harusnya makasih sama kamu, ternyata adik
Mbak cukup hebat walau baru pertama kali, tapi Mbak sangat puas sekali
dan Mbak pengen sekali lagi, bolehkan Ton..?""Wah.., Toni juga mau
Mbak..!"Kucabut batang kejantanannya dari lubang kewanitaanku dan
kembali kurasakan orgasme saat mencabutnya. Batang kemaluan adikku sudah
mengecil sekarang, tapi tetap telihat gagah. Toni lalu duduk di pinggir
kursi dan aku kemudian menjilati batang kejantanannya, Toni kembali
mendesah, "Ssshhh.., enak Mbak..!"Tangannya membelai rambutku dan kadang
meremas payudaraku. Aku kembali terangsang dan batang kemaluan Toni
dengan cepatnya kembali tegak dan kokoh. Aku lalu lari dan menceburkan
diriku di kolam renang, Toni menyusul setelah membuka celana renang yang
masih tertinggal di lututnya. Di kolam kembali kami berciuman, tapi
sekarang Toni kubiarkan lebih agresif. Sambil duduk di tangga kolam,
diciuminya bibir dan leherku, kemudian dihisapnya puting
payudaraku.Kemudian kurasakan Toni berusaha memasukkan batang
keperkasaannya, tapi selalu meleset. Aku hanya tertawa kecil, lalu
kubantu dia. Kupegang batangnya dan kuarahkan ke kemaluanku. Toni hanya
tertawa kecil dan kemudian dia menekan rudalnya ke sarangku. Toni lalu
menggerakkan pantatnya dan memompa senjatannya keluar masuk liang
surgaku, nafasnya juga mulai memburu. Aku menikmati tekanan yang
diberikan Toni dan rasanya nikmat sekali."Akh.., enak sekali Ton, yang
keras Ton..! Akh..!""Akhh Mbak.., kita pindah di kursi ya..? Di sini
nggak enak."Toni lalu mengangkat tubuhku, kulingkarkan kakiku di
pinggangnya sehingga aku masih bisa bergerak walaupun Toni berdiri dan
berjalan ke arah kursi tempat kami tadi.Di baringkannya tubuhku, lalu
Toni mulai memompa batang kejantanannya lagi, semakin lama semaki cepat.
Aku mengimbangi gerakakn Toni dengan mengerakkan pantatku ke kiri dan
ke kanan, kadang kuremas-remas pantat adikku yang kenyal. Nafas Toni
mulai tidak teratur."Lebih cepat Ton.. akh..!""Mbak.., Toni mau keluar
Mbak, akh..!"Gerakan Toni semakin cepat, dan saat kulihat tubuh Toni
mulai mengejang, kulingkarkan kakiku di pinggangnya. Toni menekan dan
memasukan batang kemaluannya lebih dalam lagi."Akh.., Mbak, Toni keluar
Mbak, akhh.., Mbak.. ngeakhh..."Tubuhnya lalu rubuh di atas tubuhku.
Tanpa mengeluarkan burungnya, kusuruh Toni berbalikdan aku mulai
menggerakkan pantatku di atas tubuhnya. Batang kemaluan Toni memang
mengecil, tapi lama-lama mulai mengembang lagi. Aku bergerak tidak
karuan di atas tubuhnya, sampai beberapa saat kemudian aku orgasme,
kupeluk erat-erat tubuh Toni. Setelah agak tenang, karena aku tahu kalau
Toni belum keluar, kemudian aku turun dan mengulum batang
keperkasaannya. Toni menggerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dan
kadang menusuk ke dalam mulutku. Selang beberapa waktu kemudian, batang
kemaluannya seperti mengembang di dalam mulutku."Akh.., Toni keluar
Mbak.. akhh..!"Maninya menyembur di dalam mulutku dan kutelan semuanya,
kemudian kami berpelukan dan berciuman. Tanpa sadar kami tertidur di
kursi, kepalaku kurebahkan di dadanya dan tubuhku di atas tubuhnya.Sore
hari kami dikejutkan oleh suara klakson mobil dan kami buru-buru bangun.
Aku memakai bajuku yang berserakan di pingir kolam dan Toni buru-buru
mengambil celana renangnya dan berlari ke kamarnya. Saat makanmalam,
kakiku mengeranyangi kakinya dan jari kakiku menekan batangnya yang
mulai mengembang. Kedua orang tuaku sedikit keheranan dengan kelakuan
kami, tapi mereka tidak pernah tahu dengan apa yang telah terjadi di
antara kami. Malamnya seusai makan malam aku langsung masuk kamar,
begitu juga Toni. Tengah malam aku terbangun karena Toni menciumi
bibirku dan malam itu kami melakukannya lagi.Sejak saat itu, secara
sembunyi-sembunyi kami melakukannya, bahkan setelah aku menikah dengan
pacarku, kami pun masih sering melakukannya, terutama saat suamiku
sedang dinas keluar kota. Rahasia ini sampai sekarang masih kami pegang
dan bahkan cinta gelap kami ini membuahkan putra pertamaku yang sekarang
sudah berusia 9 tahun.Saat pernikahan Toni aku memberikan sebuah
hadiah. Setelah malam pengantinnya, kami melakukannya di gudang belakang
rumah saat semua orang sudah terlelap. Toni bilang walaupun istrinya
sekarang masih gadis, tapi tidak ada yang menyaingi aku. Makanya suamiku
sangat betah di rumah karena servisku yang sangat memuaskan, tanpa tahu
kalau aku selingkuh dengan adik kandungku sendiri.TAMAT
Foto: Bercintd dengantadik kandung Namaku Ani, mahasiswi tingkat
tiga di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung. Aku dan saudaraku
empat bersaudara, aku anaknomor tiga. Kakakku yang paling besar, Mbak
Ine sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di Jakarta. Kakakku nomor
dua, Mas Doni bekerja di Batam, dan adikku Toni yang paling bungsu
masih kelas satu SMU negeri di Bandung.Pertama kali aku melakukan
hubungan seks dengan kakakku nomor dua saat aku masih kelas dua SMU.
Saat itu kakakku sedang cuti dan pulang ke Bandung, aku sangat senang
sekali. Kami bertiga pergi ke Cipanas dan kami menyewa sebuah pondokan
di sana. Malam harinya saat aku sedang tertidur lelap di kamarku, aku
merasa ada sesuatu di kemaluanku. Mula-mula rasanya enak sekali seperti
ada yang membelai dan menghisapnya, tetapi tiba-tiba rasanya sangat
sakit seperti ada yang menekan dan berusaha masuk, dan kurasakan juga
seperti ada yang sedang menindihku.Saat aku membuka mataku, aku melihat
kakakku sedang menindihku dan berusaha memasukkan batang kemaluannya,
aku mencoba berontak tapi tenagaku kalah kuat."Mas Doni jangan, aduh
sakit Mas.., sakit..!""Ah diem aja dan jangan coba teriak..!" kata
kakakku.Malam itu kegadisanku diambil oleh kakakku sendiri. Tidak ada
rasa nikmat seperti yang kubaca di buku, melainkan rasanya sakit sekali.
Aku hanya bisa pasrah dan menahan sakit di bagian liang kewanitaanku
saat kakakku bergerak di atas tubuhku. Gerakannya kasar seperti ingin
mencabik-cabik tubuhku. Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu. Saat
kulihat tubuh kakakku mengejang dan kurasakan ada sesuatu yang hangat
menyemprot ke dalam liang senggamaku, semakin hancurlah
perasaanhatiku.Pagi harinya aku hanya terdiam di kamar, karena tubuhku
rasanya lemas dan sakit. Saat kakakku mengajakku pergi, aku hanya
memalingkan wajahku dan menangis. Sore harinya kakakku masuk ke kamarku,
dia minta maaf atas kejadian semalam dan berusaha untuk memperbaikinya,
tapi aku hanya diam saja. Malam harinya kakakku datang lagi ke kamarku.
Aku sangat ketakutan, tapi dia hanya tersenyum dan mencoba mencium
bibirku, aku kembali berontak. Aku memaki-maki kakakku, tapi dia tidak
peduli dan kembali mencium bibirku sambil meremas payudaraku, lama-lama
aku menjadi terangsang karenanya. Dan malam itu kembali aku dan kakakku
melakukannya, tapilain dari malam yang kemarin, malam ini aku merasakan
kenikmatan yang luar biasa dan kami melakukannya dua sampai kali.Sebelum
kakakku kembali bekerja di Batam, saatmengantar kakakku di Bandara, aku
meminta hadiah perpisahan darinya.Di kamar mandi Bandara kami
melakukannya lagi, "Ah Mas Doni.., terus Mas.. akh..""Akh Ani, kamu
cantik sekali, akh... Ani, Mas Doni mau keluar, akh..!""Ani juga Mas..,
akh... Mas, Ani keluar Mas.., akhh..!"Mas Doni memelukku erat-erat,
begitu juga diriku. Setelah beberapa saat kami berciuman dan kembali
lagi ke ruang tunggu dengan alasan habis dari kantin beli makanan. Aku
hanya bisa menangis saat Mas Doni pergi, tapi aku juga sangat bahagia
dengan hadiah yang diberikannya.Sejak saat itu aku seperti ketagihan
dengan seks, dan untuk melampiaskannya aku hanya dapat melakukan
masturbasi di kamar mandi. Aku sudah punya pacar dan kami
melakukannyasampai sekarang, tapi aku jarang merasakan kenikmatan
seperti yang kudapatkan dari kakakku. Dan saat adikku mulai beranjak
dewasa, aku melihat sosok kakakku, tapi adikku lebih tampan dan gagah
bila dibandingkan dengan kakakku. Aku sering merasa terangsang,tapi
hanya bisa kutahan dan lagi-lagi hanya bisa kulampiaskan dengan jalan
masturbasi. Entah berapa lama aku bisa menahan keinginanuntuk
melakukannya dengan adikku.Sampai suatu hari, saat orang tuaku sedang
tidak ada di rumah, adikku baru pulang sekolah dan aku menyiapkan makan
siang untuknya. Karena hari itu terasa panas, aku hanya menggunakan
celana pendek dan t-shirt tanpa memakai BH. Saat adikku kusuruh makan,
Toni menolak karena sudah makan di luar bersama teman-temannya, dan
akhirnya aku makan sendiri, sedangkan adikku asyik berenang. Selesai
makan aku buatkan jus jeruk dan kuantarkan ke kolam renang. Sambil
meminum jus jeruk, aku melihat adikku berenang. Saat Toni keluar dari
kolam renang dan duduk di sebelahku sambil meminum jus jeruk dan
berjemur, jantungku berdetak semakin cepat danaku sangat tidak tahan
untuk memeluknya.Tidak kusangka adikku yang dulunya polos, sekarang
sudah berubah menjadi seorang cowok yang gagah dan tampan terlebih lagi
hobinya adalah berenang. Dadanya terlihat bidang dengan bentuk yang
menggairahkan, tubuhnya atletis dan bisa kutebak kalau batangnya juga
lumayan besar. Aku hanya dapat memandangnya, wajahnya ditutupi oleh
handuk kecil yang digunakannya untuk mengeringkan tubuhnya. Aku sudah
tidak tahan lagi dan aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Aku
membelai dada adikku dan Toni hanya menggelinjang kegelian."Mbak Ani..,
apaan sih..? Geli tau..! Kurang kerjaan, mendingan bikinin aku roti
bakar..."Aku sedikit terkejut dan kucubit perutnya, Toni hanya
tertawa."Emang aku pembantumu, enak aja." kataku agak jengkel.Aku sudah
benar-benar tidak tahan, tanpa pikir panjang lagi kutindih tubuh adikku
dan kulempar handuk dari wajahnya."Mbak Ani mau ngapain sih..?"
tanyanya.Tanpa sepatah kata pun langsung kucium mulutnya dan
kuremas-remas dadanya yang bidang itu. Adikku sangat terkejut dengan apa
yang kulakukan dan mendorong tubuhku. Aku tidak peduli, kucium lagi
bibirnya dan kali ini adikku tidak bereaksi apa-apa dan mencoba untuk
menikmatinya. Aku tahu kalau Toni mulai terangsang, karena kurasakan
diantara kedua pahanya ada sesuatu yang bertambah besar.Kuciumi terus
bibir dan lehernya, adikku sedikit kewalahan tapi Toni selalu mencoba
membalas ciumanku walau terasa agak kaku."Baru pertama dicium cewek
ya..?" tanyaku."Ah Mbak banyak omong, terusin aja Mbak..!" katanya tidak
sabar lagi.Mendengar ucapannya aku jadi semakin bersemangat, langsung
kubuka kaosku, dan adikku hanya bisa melotot melihat payudaraku yang
cukup besar."Wah susu Mbak bagus sekali, baru kali ini Toni melihat susu
cewek." katanya.Kusuruh Toni memegang dan meremasnya,"Aduh jangan
keras-keras, sakit.. Coba sekarang kamu isep susu Mbak.."Lalu kusodorkan
payudaraku ke mulutnya, Toni mengulum dan menghisap puting
payudaraku,"Akh enak sekali Ton, sshs... akhh terus Ton.., enak
sekali..."Kusuruh Toni berhenti, lalu kuciumi lagi bibir dan lehernya,
kemudian kuturun ke dadanya dankuciumi serta kugigit pelan putingnya,
Toni hanya bisa mendesah lirih, "Akh.. enak Mbak, akhh..."Dengan tergesa
aku turun kebawah, kulihat batang kejantanannya yang gagah sudah
sedikit tercetak dan memperlihatkan kepalanya di celana renang adikku.
Dengan penuh nafsu langsung kutarik celana renang adikku sampai ke
lututnya."Wah.., Ton punya kamu Oke juga nih, lebih bagus dari punya Mas
Doni.."Adikku hanya tersenyum dan sepertinya tidak sabar dengan apa
yang akan kulakukan. Aku pun lalu membuka celanaku dan sekarang aku
telanjang. Toni bangun dari kursi dan duduk, lalu Toni meraba bibir
kemaluanku, kemudian kusuruh Toni menjilati bibir kemaluanku. Toni
kelihatannya kaget tapi langsung kutarik kepalanya ke arah kemaluanku,
dan Toni mulai menjilati permukaan lubang senggamaku."Akh.., Ton enak
sekali terus akh... yaa disitu Ton, enak.., akhh... terus Ton terus
akkhh..." desahku.Aku menggelinjang keenakan dibuatnya, rasanya enak
sekali dan aku sangat suka jika ada yang menjilati kemaluanku. Aku sudah
tidaktahan, kudorong tubuh adikku ke kursi lagi, kemudian kupegang
batang kejantanannya dan kuarahkan ke liang senggamaku. Toni
kelihatannya sedikit tegang saat kepala kejantanannya menyentuh
permukaan bibir kemaluanku. Toni menahan nafas dan mengerang saat aku
menekan tubuhku ke bawah, dan batang kejantanannya masuk seluruhnya ke
liang kewanitaanku."Akh... Mbak... enak sekali... hangat.. yeah... ayo
Mbak terusin..!"Aku lalu bergerak, menggoyangkan pantatku ke atas dan ke
bawah, dan kadang kuputar-putar, tangan adikku kusuruh meremas-remas
payudaraku dan Toni sangat bernafsu sekali. Aku bergerak semakin lama
semaki cepat, tanganku memegang paha adikku untuk tumpuan. Beberapa saat
kemudian, nafas adikku mulau memburu dan gerakannya mulai tidak karuan,
kadang memegang pantatku, kadang meremas payudaraku, dan aku tahu kalau
Toni sudah hampir sampai dan berusaha menahannya."Akh.. Mbak.., aduh...
Toni mau keluar Mbak..!""Tahan Ton.., Mbak sebentar lagi
akhh..!"Semakin kupercepat gerakanku, aku mulai liar. Kuremas dadanya
dan saat kurasa kenikmatan itu, aku menekan tubuh adikku, dan tubuhku
menjadi tegang sambil kuremas paha adikku."Toni nggak tahan lagi Mbak...
akh... Mbak, Toni keluar Mbak akhh..!"Pantatnya terangkat ke atas
seperti ingin menusuk kewanitaanku dan kurasakan semprotannya yang cukup
keras beberapa kali di dalam rahimku. Begitu juga denganku, otot
kemaluanku menekan batangnya dan kurasakanliangku semakin basah, baik
oleh cairanku ditambah mani adikku yang menyemprot sangatbanyak di
lubang senggamaku.Tubuh kami basah oleh keringat, dan kemudian kupeluk
tubuh adikku menikmati sisa-sisa kenikmatan tadi. Nafas adikku mulai
teratur dan kurasakan batang kemaluannya mulai mengecil di liang
kewanitaanku, namun pantatku masih tetap bergoyang di atas
tubuhnya."Mbak, enak sekali.., makasih ya Mbak, baru pertama kali ini
Toni merasakan nikmatnya tubuh perempuan dan nikmatnya melakukan
hubungan badan.""Mbak yang harusnya makasih sama kamu, ternyata adik
Mbak cukup hebat walau baru pertama kali, tapi Mbak sangat puas sekali
dan Mbak pengen sekali lagi, bolehkan Ton..?""Wah.., Toni juga mau
Mbak..!"Kucabut batang kejantanannya dari lubang kewanitaanku dan
kembali kurasakan orgasme saat mencabutnya. Batang kemaluan adikku sudah
mengecil sekarang, tapi tetap telihat gagah. Toni lalu duduk di pinggir
kursi dan aku kemudian menjilati batang kejantanannya, Toni kembali
mendesah, "Ssshhh.., enak Mbak..!"Tangannya membelai rambutku dan kadang
meremas payudaraku. Aku kembali terangsang dan batang kemaluan Toni
dengan cepatnya kembali tegak dan kokoh. Aku lalu lari dan menceburkan
diriku di kolam renang, Toni menyusul setelah membuka celana renang yang
masih tertinggal di lututnya. Di kolam kembali kami berciuman, tapi
sekarang Toni kubiarkan lebih agresif. Sambil duduk di tangga kolam,
diciuminya bibir dan leherku, kemudian dihisapnya puting
payudaraku.Kemudian kurasakan Toni berusaha memasukkan batang
keperkasaannya, tapi selalu meleset. Aku hanya tertawa kecil, lalu
kubantu dia. Kupegang batangnya dan kuarahkan ke kemaluanku. Toni hanya
tertawa kecil dan kemudian dia menekan rudalnya ke sarangku. Toni lalu
menggerakkan pantatnya dan memompa senjatannya keluar masuk liang
surgaku, nafasnya juga mulai memburu. Aku menikmati tekanan yang
diberikan Toni dan rasanya nikmat sekali."Akh.., enak sekali Ton, yang
keras Ton..! Akh..!""Akhh Mbak.., kita pindah di kursi ya..? Di sini
nggak enak."Toni lalu mengangkat tubuhku, kulingkarkan kakiku di
pinggangnya sehingga aku masih bisa bergerak walaupun Toni berdiri dan
berjalan ke arah kursi tempat kami tadi.Di baringkannya tubuhku, lalu
Toni mulai memompa batang kejantanannya lagi, semakin lama semaki cepat.
Aku mengimbangi gerakakn Toni dengan mengerakkan pantatku ke kiri dan
ke kanan, kadang kuremas-remas pantat adikku yang kenyal. Nafas Toni
mulai tidak teratur."Lebih cepat Ton.. akh..!""Mbak.., Toni mau keluar
Mbak, akh..!"Gerakan Toni semakin cepat, dan saat kulihat tubuh Toni
mulai mengejang, kulingkarkan kakiku di pinggangnya. Toni menekan dan
memasukan batang kemaluannya lebih dalam lagi."Akh.., Mbak, Toni keluar
Mbak, akhh.., Mbak.. ngeakhh..."Tubuhnya lalu rubuh di atas tubuhku.
Tanpa mengeluarkan burungnya, kusuruh Toni berbalikdan aku mulai
menggerakkan pantatku di atas tubuhnya. Batang kemaluan Toni memang
mengecil, tapi lama-lama mulai mengembang lagi. Aku bergerak tidak
karuan di atas tubuhnya, sampai beberapa saat kemudian aku orgasme,
kupeluk erat-erat tubuh Toni. Setelah agak tenang, karena aku tahu kalau
Toni belum keluar, kemudian aku turun dan mengulum batang
keperkasaannya. Toni menggerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dan
kadang menusuk ke dalam mulutku. Selang beberapa waktu kemudian, batang
kemaluannya seperti mengembang di dalam mulutku."Akh.., Toni keluar
Mbak.. akhh..!"Maninya menyembur di dalam mulutku dan kutelan semuanya,
kemudian kami berpelukan dan berciuman. Tanpa sadar kami tertidur di
kursi, kepalaku kurebahkan di dadanya dan tubuhku di atas tubuhnya.Sore
hari kami dikejutkan oleh suara klakson mobil dan kami buru-buru bangun.
Aku memakai bajuku yang berserakan di pingir kolam dan Toni buru-buru
mengambil celana renangnya dan berlari ke kamarnya. Saat makanmalam,
kakiku mengeranyangi kakinya dan jari kakiku menekan batangnya yang
mulai mengembang. Kedua orang tuaku sedikit keheranan dengan kelakuan
kami, tapi mereka tidak pernah tahu dengan apa yang telah terjadi di
antara kami. Malamnya seusai makan malam aku langsung masuk kamar,
begitu juga Toni. Tengah malam aku terbangun karena Toni menciumi
bibirku dan malam itu kami melakukannya lagi.Sejak saat itu, secara
sembunyi-sembunyi kami melakukannya, bahkan setelah aku menikah dengan
pacarku, kami pun masih sering melakukannya, terutama saat suamiku
sedang dinas keluar kota. Rahasia ini sampai sekarang masih kami pegang
dan bahkan cinta gelap kami ini membuahkan putra pertamaku yang sekarang
sudah berusia 9 tahun.Saat pernikahan Toni aku memberikan sebuah
hadiah. Setelah malam pengantinnya, kami melakukannya di gudang belakang
rumah saat semua orang sudah terlelap. Toni bilang walaupun istrinya
sekarang masih gadis, tapi tidak ada yang menyaingi aku. Makanya suamiku
sangat betah di rumah karena servisku yang sangat memuaskan, tanpa tahu
kalau aku selingkuh dengan adik kandungku sendiri.
No comments:
Post a Comment