Tuesday, August 19, 2014

Kisah Orangtua Transgender Membesarkan Sang Buah Hati

Bianca Bowser (32), lahir sebagai seorang anak laki-laki bernama Jason, sementara suaminya, Nick Bowser (27) lahir dengan jenis kelamin perempuan bernama Nicole. Mereka bertemu dan jatuh cinta pada 2009 di Atlanta. Keduanya sama-sama sudah memiliki identitas gender baru (Bianca sebagai perempuan, Nick sebagai laki-laki), namun belum menjalani operasi perubahan kelamin. Setelah sekian lama berhubungan, mereka akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah keluarga.

Nick, yang secara fisik masih perempuan (meski kemudian menjalani operasi pengangkatan payudara), memutuskan untuk mengandung bayi Bianca - sesuatu yang dia gambarkan kepada tabloid Mirror sebagai “pengalaman yang benar-benar mengerikan bagi saya” karena dia sudah merasa sebagai laki-laki.

“Kami masih memiliki organnya (untuk bereproduksi) sehingga kami akan menggunakannya,” ungkap Bianca kepada Mirror. “Jika nanti kami punya cukup uang untuk mengubahnya (operasi), kami akan melakukannya. Tapi kami masih belum mampu, dan saat ini anak-anak lebih utama.”

Kini anak-anak mereka, Kai dan Pax, masing-masing berusia tiga dan satu tahun. Pasangan ini mulai bingung dengan bagaimana menjelaskan kepada buah hati mereka bahwa sang ibu secara teknis adalah ayah, dan sang ayah secara teknis adalah ibu yang mengandung dan melahirkan mereka. Tapi Bianca mengatakan kepada Yahoo Health, “keberanian kami selalu membawa kami ke arah yang benar.”

Bianca menambahkan, ia dan Nick berencana memberi tahu anak-anak mereka apa yang terjadi sesegera mungkin, setelah mereka di usia yang sudah bisa memahami. Mereka yakin Kai dan Pax akan menerima dan memahami kondisi orangtuanya yang berbeda.

“Jika mereka sudah terbiasa dengan hal ini, dan sebelumnya tidak pernah mendengar hal negatif tentang transgender, mereka akan baik-baik saja,” ujarnya.

Menurut ahli parenting, penulis, dan psikolog klinis Laura Markham, itu langkah yang tepat. “Penting untuk memberi tahu anak-anak tetang asal usul mereka sedini mungkin. Jika tidak, mereka akan merasa dikhianati. Apakah anak tersebut diadopsi, atau berasal dari sel telur donor maupun donor sperma, yang terpenting adalah beri tahu mereka. ‘Kami sangat menginginkanmu dan mencintaimu, dan beginilah cara kami untuk bisa mendapatkanmu. Setiap keluarga punya cara yang berbeda-beda, itu bukan masalah,’” ujar Laura.

Dalam kasus Bianca dan Nick, Laura menganjurkan agar mereka memulai percakapan tentang masa kecil mereka. “Ceritakan bagaimana mereka dibesarkan sebagai jenis kelamin yang berbeda namun merasa tak nyaman dan berada dalam tubuh yang salah, dan bagaimana mereka akhirnya bertemu, jatuh cinta, dan membentuk keluarga sendiri.”

Selain masalah gender, Bianca dan Nick sebenarnya tak terlalu berbeda dengan orangtua lainnya. Nick adalah manager di sebuah bar, dan Bianca adalah seorang waria yang cukup populer sebagai seorang entertainer panggung di Louisville. Dengan karier dan kehidupan sosial mereka (dengan teman-teman yang sebagian besar lajang), sangat sulit bagi mereka menyeimbangkannya setelah punya anak. Apalagi kedua pekerjaan mereka sama-sama membutuhkan mereka bekerja di malam hari.

“Sangat sulit membuat teman-teman kami mengerti bahwa kami harus bekerja sampai larut malam, tidur hanya beberapa jam, dan bangun pagi-pagi sekali untuk mengurus keperluan anak-anak,” ujar Bianca. “Namun semua orang di “kehidupan malam” kami sangat suportif dan bahkan menganggap kami sebagai role model.” Bahkan kedua orangtua Bianca dan Nick pun ikut membantu mengurus cucu-cucunya dan mendukung hubungan mereka, “meskipun memang butuh waktu lama sampai mereka bisa menerima,” aku Bianca.

Perdebatan tentang transgender dari dulu sampai sekarang memang selalu panas. Meski publik sepertinya baik-baik saja menghadapi komedian maupun penghibur yang berdandan seperti lawan jenis, sebagian besar masih tak bisa menerima saat seseorang memutuskan akan menjalani sisa hidupnya sebagai seorang transgender. Maka caci maki dan hinaan pun sudah jadi makanan sehari-hari bagi Bianca dan Nick.

“Aku tak mau mengatur bagaimana seharusnya seorang transgender menunjukkan diri mereka,” ujar Bianca. “Namun bagiku, aku tak akan menyembunyikan masa laluku. Aku tak melihat itu sebagai sesuatu yang memalukan, karena tanpa masa lalu, aku tak akan menjadi diriku yang sekarang.”

No comments:

Post a Comment