Seorang perempuan India
berusia 56 tahun, mulai pulih di rumah sakit setelah membunuh macan
tutul yang menyerang. Pada saat itu, Minggu (24/8/2014), dia hanya
bersenjatakan sabit untuk menghadapi macan itu.
"Aku mengumpulkan
keberanianku untuk melawan. Aku berjanji pada diri sendiri bahwa ini
bukan hari terakhir saya di sini," kata Kamla Dewi, perempuan itu,
kepada Hindustan Times.
Sementara itu, seperti dikutip
dari AFP, Dewi bercerita bahwa dia memegang telinga macan tutul dengan
tangan kanan sembari terus mengayunkan sabit di tangan kirinya. Warga
desa berhamburan mendekat ketika mendengar jeritan-jeritan Devi.
"Tapi yang ada di sana adalah macan tutul mati," kata Jagdish Singh, tetangga Devi di Distrik Rudraprayag tersebut.
Kepada
CNN-IBM, perempuan tersebut mengatakan pertarungan hidup-matinya itu
berlangsung selama setengah jam pada Minggu pagi. "Macan tutul menyergap
saya berkali-kali dan kami bertarung untuk waktu yang lama," kata dia.
Terbaring
di ranjang rumah sakit di negara bagian Uttarakhand, lengan perempuan
ini dibalut dan ada bekas luka besar di pipinya. "Aku memegang sabit dan
berjuang dengan itu. Saat itulah macan tutul tewas," kata Dewi.
Dokter
yang merawat Devi, Rakesh Rawat, mengatakan nenek ini mengalami patah
tulang tangan, dan luka dalam di badannya. Namun, ujar dia, luka-luka
itu tak mengancam nyawa.
Serangan macan tutul merupakan kejadian
jamak di pedesaan India. Pada 2009, seorang anak berumur 9 tahun di
wilayah yang sama, bertarung melawan macan tutul yang menyerang adiknya.
Saat
ini hewan-hewan liar mulai kerap memasuki daerah pemukiman, setelah
habitat mereka habis. Video rekaman dari daerah Mumbai, tahun lalu,
memperlihatkan seekor macan tutul merayap ke kompleks pemukiman warga
dan menyambar seekor anjing kecil.
Kelompok pecinta lingkungan
hidup WWF menyerukan perbaikan pengelolaan kawasan hutan yang merupakan
habitat macan tutul dan hewan-hewan lain. Di negara ini, pada 2011
tercatat ada 1.150 ekor macan tutul.
No comments:
Post a Comment