Namaku Reni, baru saja tamat dari bangku SMA. Aku sudah mengikuti
beberapa ujian masuk perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikanku ke
tahap selajutnya. Aku beruntung masih memiliki keluarga yang bisa
mendukung pendidikanku hingga tingkat kuliah karena memang orang tua ku
bertekad untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin. Sementara
menunggu hasil ujian masuk perguruan tinggi, aku mencoba mencari
pengalaman dengan menjadi seorang penjaga toko di toko perlengkapan
yoga.
Aku bukan satu-satunya penjaga toko disana, ada seniorku seorang wanita
yang sudah 1 tahun lebih dulu bekerja disana. Dia manis, berambut sebahu
dengan kulit kecoklatan. namanya Novi, dia terlihat baik, dan santun
bahasanya. Novi inilah yang banyak mengajari dan memperkenalkanku dengan
segala sesuatu mengenai yoga, sebuah metode olahraga yang sebelum nya
masih sangat asing buatku. Bekerja di toko yoga tersebut sangatlah
santai, karena aku dan Novi sama-sama pekerja paruh waktu, jadi jam
operasional dalam sehari yang hanya 8jam kami kerjakan berdua,
masing-masing mendapat giliran 4 jam, tinggal kami atur saja shift nya.
Ownernya pun sangat terbuka, santai, dan sabar.
Setelah 2 minggu bekerja disana, aku semakin akrab dengan mba Novi,
panggilanku kepada Novi rekan kerjaku. Sampai ketika aku mengetahui
bahwa aku tidak diterima di universitas incaran pun, aku menangis dan
bercerita kepadanya. Betul-betul dia sudah seperti sahabatku sendiri,
dia juga banyak bercerita mengenai kehidupan, keluarga, dan
percintaannya. Walaupun dia orangnya baik, tapi kadang aku ngeri juga
mendengar ceritanya mengenai kehidupan percintaannya, ternyata mba Novi
ini adalah seorang yang dominan dalam hal bercinta, ia mempunyai masa
lalu yang agak kelam sehingga memilik obsesi dalam menaklukan
pasangannya terutama dalam urusan sex. Yang menakutkan adalah ceritanya
mengenai kesukaan dan fantasinya dalam memuaskan pasangan yang menurutku
agak berlebihan, karena dia lebih menikmati ketika melihat pasangannya
kesakitan. Kami memang sering bertukar cerita mengenai pengalaman sex
masing-masing. Walaupun aku baru lulus SMA, tapi bukan berarti aku minim
pengalaman. Ketika masih sekolah, aku sering melakukan hubungan
suami-istri bersama pacarku yang sekarang sudah menjadi mantan. Memang
mantanku itu yang merenggut keperawananku, dan cuma dia laki-laki yang
pernah tidur denganku.
Akhirnya aku sudah ikhlas bahwa keinginanku untuk kuliah harus ditunda
sampai tahun depan supaya aku bisa kembali mencoba mengikuti ujian di
kampus impianku. Dan aku sudah mempunyai pekerjaan walaupun sifatnya
paruh waktu beserta rekan kerja yang mengasyikan yang sangat mendukung
keinginanku untuk kuliah. Aku menjadi semangat, seringkali aku datang
lebih awal ketika kebagian shift sore, hanya untuk ngobrol dan belajar
bersama mba Novi. Begitu pula sebaliknya, pulang lebih larut ketika
kebagian shift pagi. Mungkin memang yoga olahraga yang kurang populer
dan juga tidak semua orang menggeluti, toko ini keseringannya sepi.
Sehingga kami berdua memiliki banyak waktu luang yang bisa diisi dengan
ngobrol atau membaca.
Hari ini aku masuk shift sore dari jam 1 siang sampai jam 5 ketika toko
tutup, namun aku memutuskan untuk berangkat dari jam 10 pagi supaya bisa
ngobrol lebih lama bersama mba Novi. Ketika aku sampai di toko, aku
langsung masuk seperti biasa, tapi aku tidak menemukan mba Novi. Di
gudang belakang tempat menyimpan stok barang dan sekaligus menjadi
tempat kami beristirahat santai juga tidak aku temui keberadaan mba
Novi. Hanya ada alas yoga seperti habis dipakai dan aroma terapi yang
sudah menyala. "mungkin mba Novi mau yoga" pikirku. Tanpa menaruh curiga
aku menyimpan barang-barangku dan berganti pakaian mengenakan seragam
toko. Seragam toko ini juga lucu, atasan berbahan lembut yang tidak
terlalu ketat, tapi juga tidak longgar, dan bawahan berupa rok mini yang
berbahan serupa dengan atasannya. Aku menyukai seragam ini, karena aku
terlihat lebih seksi dengan seragam ini. Aku sering berlama-lama mengaca
karenanya. yah namanya juga perempuan.
Ketika aku sedang asyik mengagumi diriku tiba-tiba pintu depan toko
terbuka, aku segera keluar dari gudang untuk menyambut tamu yang aku
pikir mungkin adalah calon costumer. Gudang ini letaknya dibelakang meja
kasir, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untukku segera keluar dan
bertemu siapa yang baru saja masuk. "loh, udah dateng Ren?" ternyata
yang baru masuk adalah mba Novi, dan dia datang bersama seorang pria
yang diperkenalkannya sebagai pacarnya. "dari mana mba?" tanyaku kepada
mba Novi. "abis beli gorengan didepan, sekalian nungguin dia noh.."
jawab mba Novi sambil melirik kepada pria tersebut. Pria itu hanya
tersenyum memandang mba Novi dan melirik canggung kepadaku.
Mba Novi melanjutkan obrolannya dengan pacarnya tersebut, dan aku
memilih untuk duduk di sebuah sofa yang ada didalam toko sambil membaca
majalah yang memang ada di toko. Selintas terdengar mereka berdua
cekikikan dan berbicara berbisik-bisik. "mau gorengan ga Ren?" tanya mba
Novi kepadaku. "ngga.." aku menjawab sambil tetap tidak mengalihkan
pandanganku pada sebuah iklan tas bermerk yang ada didalam majalah
tersebut. "Nov, gue mau minta tolong nih.." tiba-tiba mba Novi duduk
disebelahku sambil mengeluarkan sebuah borgol. "he, buat apaan itu mba?"
tanyaku sambil memperhatikan borgol yang ada ditangan mba Novi.
Borgolnya agak kinky menurutku, tidak seperti borgol yang dimiliki oleh
polisi, borgol itu berbulu-bulu warna pink. "wah, beneran gila sex kali
ya mba Novi, sampe punya alat begituan" pikirku dalem hati. "kan lo udah
dateng nih, tolong jagain toko dulu ya, gue mau bikin laki gue tepar
dulu nih
" lanjut mba Novi sambil tertawa. "lo bediri di kasir aja,
jagain pintu gudang, yahh
" ujar mba Novi sambil berdiri dari sofa. Aku
cuma bisa terdiam sambil menuruti langkahnya. Mba Novi masuk gudang, dan
pacarnya itu tersenyum mengangguk kepadaku. "ya ampun, aku jaga toko
sementara dibalik pintu di belakangku mba Novi akan melakukan
persetubuhan bersama pacarnya.." dalam hati aku bergumul, bingung.
Memang aku sudah pernah melakukan apa yang akan mereka perbuat sekarang
ini, tapi ya tidak seperti ini. Tidak ditempat yang ngga semestinya, dan
tidak pernah ada orang lain yang tahu selain pacarku sendiri.
Tak lama terdengar desahan dan gumaman pria dari balik pintu itu,
"aaaah, terus sayang
" bunyi suara pria dari balik pintu itu. "waduh,
lagi diapain tuh sama mba Novi.." pikirku. Pikiranku sudah melayang,
kembali pada kenangan masa SMA ketika aku melakukannya terhadap pacarku.
Dulu pacarku paling suka kalau aku sudah memainkan kemaluannya,
terutama ketika aku mengocok batangnya dan menjilati bolanya. Tak lama
berselang kembali terdengar suara-suara erotis dari dalam gudang, kali
ini lenguhan dan teriakan mba Novi yang mendominasi. "aaaahh
uuuggh..
eeenn..nakkk sayaaannnggghh
" jelas sekali suara mba Novi. Aku mulai
panik, takut kalau terdengar dari luar toko. Segera aku kencangkan suara
alunan musik yang memenuhi toko dengan harapan bisa menyelimur suara
erangan mba Novi dan pacarnya. Tapi ternyata suara musik yang kencang
pun tidak membantu, karena musik yang diputar di toko adalah lagu-lagu
chill out pengiring yoga. "aduh, apa yang musti kulakukan?" kebingungan
melanda apalagi suara kenikmatan mereka tidak kunjung reda, malah makin
menjadi terutama mba Novi.
Akhirnya ku beranikan diri untuk mengetuk pintu gudang tempat mereka
berbuat mesum. "mbaa, mba Novii
" panggilku dari luar pintu. Namun
sepertinya panggilanku sudah tidak digubris oleh mereka yang sudah
terbalut nafsu. Aku buka perlahan pintunya, tiba-tiba "HEH!!
berani-beraninya lo ngintip kita!" bentak mba Novi kepadaku. "astaga,
salah deh.." pikirku dalam hati. Kepanikan melanda, dengan posisi mba
Novi diatas memunggungi pacarnya aku bisa melihat jelas tubuh mba Novi
dan toketnya yang bundar. Ngga besar sih, tapi bentuknya bagus. Kalau
boleh sombong sih masih besaran punyaku. Pacarnya mba Novi pun hanya
bisa terdiam, dia duduk bersandar sambil tangannya diborgol ke rak
tempat menyimpan stok barang. urat kemaluan dan bolanya pun terlihat
besar, warnanya coklat muda. "sorry mba, aku panik. suara kalian
kedengeran sampe depan, takut kedengeran kalo ada yang dateng.." jawabku
panik. "iye, iye.. gw pelanin. lo sekarang keluar, jaga didepan..!
ngilangin mood kita aja
" jawab mba Novi ketus. "astaga, kalo urusan sex
galak amat ya mba Novi" pikirku lagi. Padahal dia orang yang ramah,
baik, dan santun bahasanya.
Tak berapa lama mba Novi keluar dari gudang, sudah memakai seragamnya
lagi dengan lengkap. "emang kenceng ya suara gue?" tanya mba Novi
kepadaku. "lumayan mba, sampe aku bingung musti gimana.." jawabku lega
karena nada bicara mba Novi sudah kembali seperti biasa. "loh, pacar mba
mana?" tanyaku pada mba Novi karena pacarnya ga juga keluar dari dalem
gudang. "lagi beres-beres didalem, lumayan berantakan..hehehe" jawab mba
Novi sambil cengengesan.
"lo kalo panik seksi juga ya.." tiba-tiba mba Novi mengatakan sesuatu
yang membuat aku kaget. "seksi gimana mba?" tanyaku. Aku berusaha
mencerna kemana arah pembicaraan mba Novi, terus terang bingung juga
karena tidak menyangka sama sekali mba Novi akan mengatakan itu. "kalo
gue cowo, lo udah gue entot kali.." lanjut mba Novi. "waduh.." jawabku
saking kaget dan bingungnya. Memang aku baru kenal dengan mba Novi ini
sekitar 3 mingguan, tapi percakapan ini sama sekali tidak kuduga.
Semakin aku tidak mengerti arah pembicaraan ini.
"hahahahaha
!" meledak tawa pacarnya mba Novi ketika mba Novi
menceritakan pendapatnya mengenai ekspresi panikku. "Yaudah lo entot aja
dia!" kata pacarnya mba Novi sambil melihat ke arahku. "enak aja!"
teriak ku. kembali mereka berdua tertawa di sofa yang ada di dalam toko.
Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Shift kerjaku sudah mulai, dan
shift kerja mba Novi sudah selesai. Tapi karena hujan sedang
lebat-lebatnya, mereka belum bisa pulang. "nih gantian Ren, lo gue
temenin kerja yeee
" kata mba Novi memecah keheningan. "asiik..makasih
mba" jawabku. Mba Novi dan pacarnya kembali ngobrol, dan aku kembali
melanjutkan membaca artikel fashion yang ada di majalah. Tak terasa 1jam
berlalu, sudah jam 2 siang hujan tetap turun dengan lebat, petir
sesekali menyambar. walaupun aku konsentrasi membaca majalah, tapi aku
bisa merasakan bahwa pacarnya mba Novi dan mba Novi sesekali
memperhatikanku. Entah apa yang mereka bicarakan, aku tidak mau ge er
dulu apakah mereka membicarakanku atau hanya memperhatikan tubuhku, ah
aku tak peduli.
Dingin semakin menyerang, aku memutuskan untuk mematikan AC yang ada
didalam toko, diluar pun semakin gelap karena awan gelap menyelimuti.
"pahalu putih, pantatlu nyembul juga ya.." sahut mba Novi ketika aku
berjalan untuk mematikan AC, "baru nyadar gue" lanjut mba Novi lagi
sebelum aku memberi tanggapan. Aku cuma melihat ke arah mereka tanpa
mengeluarkan sepatah katapun. "mekinya putih juga ga?" tanya pacarnya
mba Novi tapi dia tidak berani menanyakan padaku, dia bermaksud bercanda
kepada mba Novi. Aku hanya bisa ngedumel dalem hati, ternyata pacarnya
mba Novi imut tapi otaknya ngga jauh dari selangkangan, aku jadi ilfill.
"lo tanya aja langsung noh sama dia.." kata mba Novi pada pacarnya.
"yah mba, kok malah mancing. apaan sih kok pada mesum gini!" protesku
kepada mba Novi. Aku memberanikan diri untuk menunjukkan kekesalanku.
Kembali mereka berdua tertawa puas melihatku sewot digoda mereka. Mereka
berbisik dan kemudian mba Novi berdiri berjalan kearah gudang. "deeeu,
gitu aja marah
" ledek mba Novi kepadaku. Pacarnya mba Novi berdiri
menghampiri meja kasir sehingga ia berdiri dihadapanku. "kamu marah ya,
maaf ya kalo becanda kita kelewatan.." ujar pacarnya mba Novi. Terlihat
jelas ia berusaha memperbaiki suasana, namun tidak aku gubris, aku tetap
melanjutkan membaca majalah yang sedari tadi cukup menyita perhatianku.
"tadi kan aku cuma nanya aja, kalo ga mau jawab jg gapapa kok, kita
bisa liat sendiri.." lanjut pacarnya mba Novi. langsung aku melotot ke
arahnya berusaha mencerna apa maksud kata-katanya. Tiba-tiba pacarnya
mba Novi memegang kedua tanganku, dan ada seseorang dari belakang yang
membekapku menggunakan kain, tercium bau menyengat, aku berusaha meronta
tapi semua sia-sia, karena hanya lemas dan perlahan menjadi gelap yang
kurasakan. Aku tak tahu apa itu.
Dingin dan sayup-sayup cekikikan yang kudengar. perlahan aku tersadar,
aku berusaha mengingat ada dimana dan apa yang terjadi. Aku membuka
kedua mataku, silau. ada sesosok bayangan pria di depanku, dia berlutut
membuka sumpel mulutku. "oh, kamu sudah sadar.." ucapnya. "ah aku ingat,
dia pacarnya mba Novi" pikirku dalam hati. "dimana aku, mana mba Novi?"
kataku berusaha teriak tapi apa daya, lemas yang kurasa. "tenaaaang,
gue disini.." sahut suara yang tak asing. Aku berusaha melihat, ke arah
lain tapi aku susah bergerak, tanganku diborgol menggunakan borgol bulu
yang tidak asing. aku melihat sekeliling. "berlutut dihadapanku ada
pacarnya mba Novi, berdiri disampingku ada mba Novi, aku di gudang toko,
tapi kenapa aku di borgol?" pikiranku berkecamuk. Dingin semilir
kurasakan, padahal AC sudah kumatikan. diantara sadar dan tidak aku
berusaha mencerna apa yang terjadi.
"kenapa aku disekap mba, aku mau diapain?" tanyaku sedikit memelas
kepada mba Novi. "tenang aja Ren, kita cuma pengen senang-senang bareng
elo.." jawab mba Novi. Mba Novi mengeluarkan BB dari sakunya, dan lampu
dibelakang BB itu menyala. "nih, lo rekamin ya.." kata mba Novi ke
pacarnya. "Astaga, aku mau diapain mba.." ujarku setengah panik. Mba
Novi mendekati ku dan aku tersadar kalau rok ku sudah terlepas dan aku
sudah tidak mengenakan apa-apa kecuali baju atasanku yang masih lengkap
pada tempatnya. Tanganku di borgol seperti tadi ketika aku melihat
pacarnya mba Novi sedang bersetubuh dengan mba Novi. Mba Novi mendekati
arah selangkanganku, aku meronta berusaha menendang sebisa mungkin ke
arah mba Novi. "mba, aku pikir kita temen baek mba!" teriakku. Mba Novi
hanya tertawa "kita memang berteman, tapi kan gue udah bilang tadi kalo
lo seksi kalo lagi panik.." lanjut mba Novi sambil berusaha membuka
kakiku. Aku panik, rok seragam dan celana dalamku sudah hilang entah
dimana, sinar lampu dari BB yang dipegang pacarnya mba Novi pun
menyilaukan. Aku tau aku lagi direkam, itu juga yang menambah kepanikan.
"mba mau ngapain?" tanyaku lagi, aku berusaha menendang mba Novi.
BUKK!! aku berhasil menendang mba Novi di dadanya. "Anjing! kurang ajar
lo ya! mau diajarin seneng-seneng malah nendang!!" teriak mba Novi
sambil kemudian menghajarku. Aku ditempeleng, di toyor, bahkan di
jambak. Hanya perih di pipi, dan sakit di rambut yang kurasa. Aku
menangis, tak kuduga mba Novi tega berbuat seperti itu, aku
dipermalukan, aku direkam dalam keadaan setengah telanjang. Aku merasa
terhina. aku teriak sekuat tenaga untuk meluapkan kesedihan dan
kekesalan yang aku rasa.
"silakan teriak, diluar hujan lebat, pintu toko udah gue kunci, pintu
gudang lo liat sendiri, ketutup kan.." kata mba Novi sambil mencengkram
pipiku. aku hanya pasrah, yang kulihat lampu BB berjalan-jalan disekujur
tubuhku entah apa yang direkam. "lo nurut deh, enjoy aja, kaya belom
pernah aja.." lanjut mba Novi, dia perlahan meraba tubuhku, mulai dari
pingga, turun ke paha, betis, perlahan dan lembut. Tangannya yang hangat
memberi sensasi sendiri ketika aku merasa kedinginan karena tak ada
sehelai kain yang menutupi setengah tubuhku. Kemudian mba Novi meraba
vaginaku, perlahan dan lembut dia usap bulu-bulu halus yang tumbuh di
mulut vaginaku. Dia tau betul apa yang harus dilakukan terhadap
vaginaku. "masih kering nih.." suara mba Novi membuyarkan pikiranku.
"jangan mba, aku ngga mau
" kataku kepada mba Novi berharap dia
menyudahinya.
"belom jg mulai udah minta udahan.." kata mba Novi. Kemudian dia mulai
memasukkan jarinya ke dalam vagina ku. Sakit, karena masih kering, dia
tambahkan ludahnya dijarinya, kemudian dia mulai memasukkan 2 jarinya ke
dalam vaginaku. Sakit, tapi bercampur geli,nikmat, tapi sakit!
pikiranku berkecamuk tak menentu, perlahan tapi pasti mba Novi mulai
memainkan jari-jarinya di vaginaku, perlahan vaginaku juga sudah mulai
basah. Aku berusaha melawan tapi percuma, semakin aku berusaha melawan,
justru semakin geli dan nikmat yang kurasakan karena otot seputar rahim
dan vagina malah semakin mencengkeram jari mba Novi. "enak kaaan,
padahal baru 2 jari lho.." sahut mba Novi lagi, dia terus mengocok
vaginaku secara perlahan, sementara pacarnya tetap merekam aktivitas
ini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena tanganku di borgol.
satu-satunya yang bisa kugunakan untuk melawan adalah kakiku, tapi jika
aku melawan menggunakan kakiku, otot yang bergerak justru akan membuatku
semakin geli dan merasakan sensasi aneh. Kondisi yang belum pernah
kuhadapi.
Mba Novi menambahkan 1 jari lagi menjadi 3 jari yang bermain dalam
vaginaku. "aaaaggh..eeeegggh
" aku sudah tidak bisa mengontrol mulutku,
benar-benar sensasi kenikmatan yang belum pernah kurasakan. "enak kaaan,
lo sih muna, pake nendang segala tadi.." lanjut mba Novi sambil
menambah kecepatan kocokannya. Bunyi tangan beradu dengan paha dalamku
semakin terdengar, kulihat pacarnya mba Novi juga sudah terangsang, dia
sibuk merekam sambil menelan ludah memperhatikan apa yang mba Novi
lakukan. "aaaggghhh
uughh..aakk..kuuhh
kelll..luarrrhh..mbaaaaaa
!"
teriakku ketika aku merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa. Geli,
bercampur keinginan untuk pipis yang gabisa ditahan, dan tegangnya
seluruh otot tubuhku, dan mba Novi yang tidak menurunkan kecepatan
mengocok vaginaku. "aaaaaarrrrrgggghhhhh
..!" terasa seluruh ototku
berkontraksi diiringi rasa basah yang ada diseluruh selangkanganku dan
kemudian diikuti rasa lemas yang luar biasa di seluruh tubuhku. Tanganku
sakit tertahan borgol ketika aku terduduk lunglai, rasanya tidak ada
tenaga bahkan untuk membenarkan posisi tubuhku.
"dapet rekamannya?" tanya mba Novi pada pacarnya. "dapet dooong.." sahut
pacarnya mba Novi. mereka mematikan rekamannya dan menontonnya berdua.
"oke. dapet satu, satu lagi yuk" kata mba Novi. Astaga apalagi yang akan
meeka lakukan, "dasar sepasang mahluk gila seks" pikirku dalam hati.
"kalian gila! kalian sakit jiwa!" teriak ku perlahan.
Pacarnya mba Novi membuka celananya, terlihat batang kemaluannya yang
tidak terlalu besar, tapi panjang. "mau yang gila? mau yang sakit jiwa?
isep ini!" kata pacarnya mba Novi. Aku meronta, menutup mulutku
rapat-rapat, berusaha mengerahkan sisa tenagaku, berusaha memalingkan
muka ku dari selangkangannya lelaki busuk gila seks itu. Pacarnya mba
Novi berusaha menjejali kemaluannya kedalam mulutku, tapi aku tetapi
menutup mulutku rapat-rapat. Tiba-tiba terasa ada yang memencet hidungku
membuatku tak bisa bernapas, terpaksa aku membuka mulutku untuk
bernapas. Belum sempat aku bernapas batang kemaluan pacarnya mba Novi
sudah menerobos kedalam mulutku. "ayo isep, nikmatin aja, jarang-jarang
gw ijinin laki gue disepong cewe laen.." kata mba Novi. Dari tutur
bahasanya aku tidak mengenali sosok wanita yang sebelumnya aku anggap
bagai saudaraku sendiri. "egh..eughh..uhukk..slurrrpp..egh.." aku
tersedak karena dorongan batang kemaluan yang menyodok kedalam mulutku.
Panjangnya membuat ku ingin muntah, namun bernapas aja susah apalagi
muntah.
Aku masih berusaha melawan sodokan titit dimulutku, tiba-tiba aku
merasakan ada sesuatu yang besar berusaha masuk vaginaku. aku tidak bisa
melihat apa yang terjadi, karena pacarnya mba Novi berdiri dihadapanku,
dan titit nya yang sedang disodok-sodok kedalam mulutku membuatku tidak
bisa menoleh untuk melihat apa yang terjadi. Hanya terasa ada desakan
sesuatu yang besar memaksa untuk masuk kedalam vaginaku. "ayo kita
nunggingin say.." kata mba Novi ke pacarnya. Dan pacarnya mba Novi pun
melepaskan sodokan tititnya dari mulutku. Dalam upaya mereka membuatku
nungging, aku bisa melihat dan merasakan ada lilin besar berwarna merah
yang sebagian sudah masuk kedalam vaginaku, dan sepertinya tanpa kondom.
"sakiiiiit! kalian gila!" teriakku sambil menitikkan air mata.
"yeee..ini tuh enak bego!" teriak mba Novi. Kemudian aku melihat lampu
di BB mba Novi menyala lagi. "aku direkam lagi pikirku" berbagai
perasaan menjadi satu. Vaginaku terasa penuh karena masih ada lilin
besar yang menancap. "pelumasnya mana say?" tanya pacar mba Novi kepada
mba Novi. Tak berapa lama dalam keadaan nungging aku bisa merasakan ada
cairan dingin kental membasahi permukaan anus ku. Pergelangan tanganku
yang di borgol sakit karena menahan tubuhku yang menungging. Perlahan
pacarnya mba Novi mengoleskan cairan dingin tersebut dan berusaha
memasukan jarinya ke dalam anusku. "jangan maaaas..! jangaaaan..!
sakiiiiitt..!" teriakku ketika terasa jarinya perlahan masuk ke dalam
anusku. PLAKK!! pantatku ditepuk dengan kerasnya, sensasi yang semakin
aneh ku rasakan, perih, bercampur nikmat, dan ada sesuatu yang tak bisa
kujelaskan, entah apa itu.
"AAAAGGGGHHHH
..!" jeritanku ketika aku merasa ada sesuatu yang lebih
besar berusaha masuk ke dalam anusku. Rupanya pacarnya mba Novi berusaha
memasukkan tititnya ke dalam anusku. Anusku terasa dibuka dengan paksa,
perih, sakit! sepertinya setengah batang kemaluan pacarnya mba Nivi
berhasil masuk. "sampe mentok dong say.." kata mba Novi sambil terus
merekam aksi pacarnya. Akhirnya titit panjang itu berhasil masuk
seluruhnya kedalam anusku. Perih, sakit, itu saja yang bisa kurasakan.
Kemudian pacarnya mba Novi mulai memompa tititnya keluar masuk dari
anusku. "AAAAAARRRGGGHHH
SAKIIIIIITTT
.!" teriakku sekali lagi. "sabar
sayang, nanti juga enak.." sergah pacarnya mba Novi. BUKK!! tiba-tiba
mba Novi meninjuku tepat dimuka."kurang ajar lo ya, laki gue sampe
manggil sayang sama lo!" teriak mba Novi. Aku menangis, bukan salah ku
kalau dia memanggilku sayang, aku tidak terima, aku bingung, aku
kesakitan. Semakin lama genjotan pacarnya mba Novi semakin kencang. Dan
rasa perih dan sakit yang sebelumnya kurasakan mulai berubah menjadi
kenikmatan yang lagi-lagi belum pernah kurasakan.
"aaarrrgggh
eeegh..uuuugh
" suaraku berubah menjadi sebuah ekspresi
kenikmatan yang tak terkira. "dasar murahan, doyan jg kan lo..!" kata
mba Novi.
Tak terasa posisiku sudah berubah menjadi semakin menunggingkan pantatku
supaya pompaan pacarnya mba Novi semakin terasa. aku terlena, aku
diperkosa tapi aku menikmatinya. Entah apa yang kupikirkan, bayangan
mantan pacarku muncul berkelebat didalam pikiranku, bayangan kedua orang
tua ku, bayangan teman-temanku, bayangan wajah mba Novi dan pacarnya.
Aku hina! "aku mau keluarrr..!" teriak pacarnya mba Novi memecah lamunan
dan kenikmatanku. Kemudian pacarnya mba Novi mencabut tititnya dari
anusku dan mengocoknya didepan mukaku. Crottt
Crottt
Crottt
muncratlah
sperma pacarnya mba Novi membasahi muka, rambut dan sebagian baju atasan
seragamku. "aaaarrgghhh
nikmat sayang.." ujar pacarnya mba Novi sambil
mengecup bibir mba Novi. Dia terkulai lemas, sementara mba Novi tetap
melanjutkan merekam wajahku yang penuh dengan sperma pacarnya, dilanjut
dengan merekam vaginaku yang masih tersumbat lilin besar, dan ke arah
anusku yang sedang berdenyut perih setelah diobrak abrik titit pacarnya.
"puas sayang?" tanya mba Novi kepada pacarnya diikuti dengan anggukan
tanda setuju. "Enak kan Ren?" tanya mba Novi kepadaku. Aku tidak bisa
menjawab, hanya bisa merasakan perihnya anusku dan sakitnya tanganku
menahan beban tubuhku. "oke, kita dapet vidionya, 2 biji pula.." tukas
mba Novi kepada pacarnya. "jangan kira ini sudah selesai sayang.." bisik
mba Novi di telingaku. Aku tidak bisa berpikir, aku tidak tahu apa yang
akan terjadi nanti, besok, dan selanjutnya. Hanya perih yang kurasa,
sampai malam ini aku menuturkan kisahku...
No comments:
Post a Comment